Orakadut: Calon Presiden dan Wakilnya

Orakadut si gila dari kota Golakali membaca berita online di pinggir kali. Istrinya sedang asik mencuci uang kertasnya yang kotor terkena lumpur.


Orakadut membacanya keras-keras seperti WS Rendra membacakan puisinya, sehingga orang-orang yang sedang melintasi jembatan berhenti dan melongok ke bawah. Bahkan mobil dan motor pun meminggir dan parkir; para pengendaranya bergegas ke pembatas jembatan.

Orakadut: Koper Merah Darah

Orakadut si gila dari kota Golokali ingin marah, tapi pada siapa? Ingin berteriak, itu bikin berisik. Biasanya jika dia merasa dadanya terhimpit batu, minum obat warungan atau bertaruh maen gaple di pos ronda bersama para pemulung dan gelandangan .

Kali ini orang-orang menjauh hanya karena istrinya mencuci uangnya yang kotor penuh lumpur di sungai. Katanya itu bisa menyebabkan sungai tercemar. Padahal sungai tercermar karena pabrik mengencinginya. Atau mereka sendiri yang membuang sampah seenaknya ke sungai.

Orakadut: Operasi Tangkap Tangan

Orakadut si gila dari kota Golokali bingung ketika beberapa intel memasuki halaman rumahnya di kolong jembatan.

“Ada apa, Pak?” Orakadut menghalangi jalan ketika para intel itu bermaksud masuk ke rumahnya.

“Istrimu, mana?” tanya intel satu.

“Di sungai. Sedang nyuci.”

“Nyuci apa?” intel dua menatapnya.

“Ya, nyuci bajulah!”

“Yakin?” intel tiga minta kepastian.

“Emang nyuci apa?” Orakadut balik bertanya.

Intel tiga memutar arah, ke halaman samping rumah Orakadut sambil berteriak, “Beberapa warga dari jembatan melapor kepada kami, bahwa istri Orakadut bukan sedang nyuci baju di sungai!”

“Lha, nyuci apa, dong?” Orakadut berlari mengejar intel tiga diikuti intel satu dan dua.

Keledai yang sedang asik tidur siang merasa terganggu. Ia bangun dan bersuara.

Ketiga intel itu sudah berada di pinggir sungai. Betapa kaget Orakadut ketika melihat istrinya sedang mencuci uangnya yang kotor terkena lumpur.

Ketiga intel itu bertolak pinggang sambil melotot kepada Orakadut.

“O Te Te!” teriak intel satu.

“Tertangkap basah!” intel dua tertawa.

“Pas banget, lagi nyuci di sungai! Basah-basahan!

Ya, istri Orakadut terkena operasi tangkap tangan alias OTT oleh ketiga intel itu. Mereka berpatokan pada peraturan raja, bahwa jika uang yang kita punya kotor jangan dicuci di sungai apalagi dilaundry, tapi tukar saja ke bank sentral.

*) Serang 12 April 2023

Orakadut: Takut Waras

Orakadut si gila dari Kota Golokali kesal, karena keledainya selalu jatuh ke lubang yang sama berkali-kali. Seharian tadi Orakadut turba alias turun ke bawah; dia mencoba mengecek di lapangan: apakah masyarakat masih menganggapnya gila.

Tapi yang terjadi, keledainya masuk lagi ke lubang yang sama, sehingga pakaiannya kotor berlumpur. Sekarang musim hujan, lubang-lubang penuh umpur.

Orakadut: Berak di Bank

Orakadut si Gila dari Kota Golokali antre di bank. Dia ditanya oleh Satpam, yang curiga karena melihatnya sejak tadi celingak-celinguk seperti mau merampok.

“Mas ini… Orakadut, ya?” Satpam tiba-tiba mengenali.
“Iya. Wah, saya terkenal, ya.”
“Iya. Mas Orakadut yang gila itu, ya,” Satpam menyindir. “Mau ngapain ke bank, Mas?”
“Mau ke toilet.”
“Oh, ya. Ambil nomor dulu.”

Orakadut: Celana Kotor

Orakadut dari Kota Golokali kelabakan mencari-cari celana kesayangannya. “Wahai istriku, di mana gerangan celana kesayangan Mas?” Dia sibuk mengobrak-abrik lemari baju hingga kapstok di dinding.

“Dicuci, Mas!” kata istrinya. “Di laundry depan Abrakadabmart!” Istrinya menjawab dengan santai tanpa ada rasa bersalah.

error

Enjoy this blog? Please spread the word :)