Air Mata Kopi #3: Kopi Joss

Ketika duduk lesehan di Malioboro, terdengar bunyi “joss” megiris hati. Arang dimasukkan ke kopi mendidih, seolah tbuh kita yang meradang di antara ketidakadilan.

Gong mencoba mencari-cari ke persoalan rakyat jelata, bagaimana mereka mengimbangi ekonomi liberal dan perilaku koruptif di negeri ini. Puisi “Kopi Joss” yang tergabung dalam antologi puisi Air Mata Kopi (Gramedia, 2014) – yang masuk 10 besar Hari Puisi Indonesia 214, adalah sebuah paradoks.

Selamat menyeduh kopi joss. Rasakan mengiris-iris hati Apakah manis, pahit, atau terasa air mata kopi para petani kopi di negeri ini? >> ke halaman berikutnya >>

Air Mata Kopi #2: Tak Semanis Kopi

Puisi Gol A Gong kali ini berbicara tentang bagaimana kopi dimitoskan sebagai simbol kemiskinan petani di Indonesia.

Gong mencoba masuk ke persoalan ekonomi liberal dan perilaku koruptif di negeri ini. Puisi “Tak Semanis Kopi” yang tergabung dalam antologi puisi Air Mata Kopi (Gramedia, 2014) – yang masuk 10 besar Hari Puisi Indonesia 214, adalah sebuah paradoks.

Selamat menyeduh kopi. Rasakan nikmatnya. Apakah manis, pahit, atau terasa air mata kopi para petani kopi di negeri ini? >> ke halaman berikutnya >>

Puisi Gol A Gong: Orang-orang Tertindas

Orang-orang tertindas
melangkah ke kiri terhempas
Tak pernah mampu menjangkau cahaya
Selalu diingatkan jadi hamba sahaya

Sebaiknya tak pernah berpikir
Apalagi jadi orang kikir
Atau ingin lari ketar-ketir
Padahal hidup sangatlah satir

Orang-orang tertindas, tak pernah berpikir menindas
Orang-orang tertindas, bukan orang kikir beringas
Orang-orang tertindas, tak pernah ketar-ketir terhempas
Orang-orang tertindas, bukan satir yang ampas

Orang-orang tertindas,
Bisa beringas jika makin ditindas

*) Serang – Kb. Jeruk, Maret 1998

Air Mata Kopi #1: Jangan Minum Air Kopi

Kopi memang inspiratif, mendatangkan beragam ide. Para pelaku ekonomi berlomba-lomba meracik kopi dan dihidangkan di cafe-cafe modern. Gol A Gong melihat ketimpangan ini; antara kopi tubruk dan kopi racikan. Nasib petani kopi dan bartender.

Gong mencoba masuk ke persoalan ekonomi liberal dan perilaku koruptif di negeri ini lewat idiom “kopi”. Puisi Jangan Minum Air Kopi yang tergabung dalam antologi puisi Air Mata Kopi (Gramedia, 2014) – yang masuk 10 besar Hari Puisi Indonesia 2014, adalah sebuah paradoks antara tradisi dan modernisasi. >> ke halaman berikutnya >>

error

Enjoy this blog? Please spread the word :)