
Para penggiat ataupun pelaku kesenian lebih memilih bekerja di dunia formal seperti PNS, guru dan profesi lain. Hal ini menjadi wajar karena kesenian di Flores Timur belum bisa menciptakan peluang bagi dirinya sendiri.

Masih minimnya dukungan publik maupun pemerintah menjadi penyebab sehingga banyak potensi tapi segan memilih kesenian sebagai jalan hidup atau menggantung mata pencarian dengan berkesenian.

Namun sesungguhnya telah banyak juga seniman seniman Flores Timur yang hidup dari karya. Sebut saja Abdur Arsyad, Conrad, dan Gaby Fernandez.

Seorang seniman multimedia, Ipul Bethan, mencoba mengkolaborasikan tantangan serta peluang tersebut dengan mendatangi SMK Sura Dewa, Kamis 25 januari 2024 untuk berbagi pengalaman dan keilmuan khususnya di keahlian pembuatan film.

Hal ini dilakukan karena Ipul Bethan sebagai seorang seniman melihat potensi besar yang ada pada generasi muda di Flores Timur, khususnya di SMK Sura Dewa.

Masih belum banyak diliriknya produksi film pendek menjadi peluang tersendiri bagi tumbuh kembang industri ini. Lewat kerja-kerja keproduksian film pendek, sesungguhnya akan berimbas pada terserap tenaga kerja kreatif di dalam Produksi Film tersebut.

Lewat industri film yang hidup bukan tidak mungkin Flores Timur dapat dilihat sebagai potensi Nusantara khususnya dalam bidang seni peran.

Anak anak SMK Sura Dewa yang mengikuti kelas ini sangat antusias untuk dapat menghasilkan sebuah produk karya berupa Film Pendek dibawah bimbingan Ipul Bethan dan guru seni budaya.
