Oleh Denny JA Lahirnya Angkatan Puisi Esai tidak hanya menjadi tonggak penting dalam sastra Indonesia, tetapi juga mencerminkan kebutuhan fundamental dalam dunia sastra. Setidaknya ada tiga alasan mengapa lahirnya sebuah angkatan itu penting: Angkatan sastra adalah cermin dari zaman. Ia tidak hanya mengabadikan karya-karya individual, tetapi juga mencatat perubahan sosial, budaya, dan politik yang membentuk …
Puisi Esai
Mengundang empati
Festival Puisi Esai dan Kelahiran Angkatan Puisi Esai
Hal yang tampaknya perlu digaris bawahi yang terungkap dalam buku Angkatan Puisi Esai, bahwa puisi esai merupakan suatu gerakan, baik disadari maupun tidak sadari, yang melawan kecenderungan romatik yang lebih konsentrasi terhadap bentuk.
Kritik dan Respon terhadap Lahirnya Angkatan Puisi Esai
Terminologi “Puisi Esai” juga sudah menjadi kata baru dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia sejak tahun 2020. Komunitas Puisi Esai mulai meluas tak hanya di Indonesia, dari Aceh sampai Papua, dan ASEAN, kini juga sampai ke Kairo, Mesir.
Tentang Angkatan Puisi Esai
Angkatan ini didokumentasikan dalam empat buku tebal dengan total sekitar 2000 halaman, yang masing-masing mencatat perjalanan dan pencapaian genre ini. Buku-buku itu menjadi bukti fisik sebuah gerakan besar, seperti kompas yang menandai arah baru sastra Indonesia, sekaligus ruang bagi dialog kritis tentang inovasi estetika, narasi sosial, dan relevansi sastra modern. Angkatan Puisi Esai adalah fenomena unik dalam sejarah sastra, disebut sui generis oleh pengamat sastra Jerman, Berthold Damshäuser, karena menjadi angkatan pertama yang dinamai berdasarkan genre.
Puisi Minggu dan Puisi Esai di GolagongKreatif dot Com Didukung Denny JA Foundation
Kejutan lain, Denny JA Foundation mendukung rubrik baru di GolagongKreatif dot Com, yaitu Puisi Esai. “Ini untuk memfasilitasi Gen-Z yang senang menulis,” kata Nita, Koodinator Puisi Esai Gen-Z. “Ini Puisi Esai Mini, jangan lebihd ari 500 kata, khusus untuk Gen-Z dan Alpha, antara 14 hingga 25 tahun. Denny JA Foundation mendukung dengan menyediakan honor sama Rp 300 ribu,” tegasnya.
Panggung Festival Puisi Esai Jakarta II Diguncang Isbedy Stiawan ZS dan Dzafira Adelia
Pembacaan puisi ayah dan anak di Festival Puisi Esai Jakarta II memberi warna, sehingga malam yang dingin di PDS HB Jassin jadi terasa hangat. “Asyik dua generasi baca puisi. Adek bagus penghayatannya. Vokalnya bening dan artikulasinya jelas dan tegas,” Anwar Putra Bayu memberi komentar.