Menulis Online, Menangkal Hoaks
Kolaborasi Literasi
Tantangan pengemban amanah Duta Baca Indonesia dan para Duta Baca Daerah ke depan sangat tidak ringan kalau kita enggan menggunakan diksi berat. Namun di balik tantangan dan rintangan yang menghadang, percayalah niat mulia untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan menjadikan gerakan membaca sebagai bagian dari hidup bangsa pasti mendapatkan ridho Allah SWT.
Duta Baca dapat “membaca” lingkungan di sekitarnya dan membuat kegiatan yang sesuai. Harapannya Duta Baca dapat menginspirasi masyarakat untuk gemar membaca dan membuat masyarakat menjadi literat.
Gol A Gong sedang Safari Literasi di Mataram. Kami dari HIMPAUDI NTB menculik dia untuk berbagi ilmu. Untung Ketua PW HIMPAUDI NTB, Hj Niken Saptarini Widyawati, SE, M.Sc kenal dekat dengan Gol A Gong yang sejak April 2021 ditetapkan jadi Duta Baca Indonesia.
Kami semua setuju bahwa membaca bukan hanya tentang memahami teks, tetapi juga tentang merasakan emosi dan menjelajahi imajinasi. Diskusi kami mengalir santai, mulai dari buku-buku favorit hingga tantangan yang dihadapi dalam membudayakan literasi di masyarakat.
Kepala Sekolah SMAN 3 Kota Mataram, Yuspita Martiningrum, S.Pd merasa kagum dan beruntung dengan kedatangan Gol A Gong sebagai Duta Baca. Berbarengan dengan Perayaan Hari Sumpah Pemuda, Senin 28 Oktober 2024, sekolahnya mencatat dalam sejarah literasi di negeri ini.
Tugas Duta Baca dalam mengampanyekan, mengedukasi dan mengajak masyarakat luas agar terlibat aktif dalam aktivitas membaca tidaklah mudah. Citra diri Gol A Gong sebagai sosok penulis dan pecinta buku dapat menjadi perekat gerakan bersama Duta Baca di berbagai daerah.
Buku “Aku dan Duta Baca” sudah sampai di tangan Dr. Adin Bondar, Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan
Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. Ada kabar gembira. Bbukunya siap dibedah tahun 2025.
Setelah buku AdDB diluncurkan dan dibedah di Perpusnas Writers Festival IV Jepara, ada 4 kota yang sedang menyiapkan bedah bukunya; Mataram, Toboali, Sorong, dan Jombang. Ya, sangat menarik jika didiskusikan di Dinas Perpustakaan Daerah.
Banyak penulis nonfiksi hingga fiksi sekalipun yang bisa menyelipkan ilmu pengetahuan dengan pendekatan budaya lokal, yang dapat dibaca dengan menyenangkan. Seperti karya-karya Gol A Gong contohnya. Para penulis lokal hanya memerlukan wadah yang bisa menampung karya mereka dengan baik.
Sekitar 40 pegiat literasi, dari Sabang hingga mereka menuangkan gagasannya tentang bagaimana seharusnya Duta Baca Daerah dan Indonesia berkiprah di masa depan.