Oleh Falisha Danin Ghania – Siswi Kelas XI di SMA Negeri 1 Cilimus, Kuningan
(Nasib malang seorang siswi SMA yang menjadi korban pemerkosaan empat pemuda yang baru dikenalnya. Peristiwa ini terjadi pada bulan November dan Desember 2024 di sebuah kamar kos daerah Kuningan, 14 Januari 2025.)
oOo

November 2024, di kota Kuningan tercinta
Tempat yang kupikir selalu aman dalam pelukan malamnya
Nyatanya aku salah
Di sudut kota, di sebuah kamar yang asing
Sebagian dari diriku direnggut tanpa belas kasih.
Aku bertemu dengannya di layar kecil
Dunia maya yang menyimpan berjuta kemungkinan
Ia mengajakku melihat dunia di luar tembok rumahku
Dan aku, yang naif
Tak tahu bahwa satu pesan sederhana
Akan membawaku ke jurang yang dalam.
Malam itu, langit tak memberi peringatan
Bulan masih menggantung, bintang-bintang tetap berkelip
Seolah tak tahu apa yang akan terjadi padaku.
Dengan motor hitamnya, ia datang menjemputku
Angin malam menyapu wajahku
Aku merasa seperti burung terbang bebas
Namun kebebasan itu hanyalah ilusi
Kami berkeliling, bercakap tentang hal-hal ringan
Hingga langkahku terhenti di tempat sunyi
Sebuah kamar sempit dengan dinding bisu
Tempat di mana tiga pasang mata menatapku
Aku tak mengenal mereka
Tapi mereka mengenalku sebagai mangsa.
Ada suara gelas yang beradu
Bau alkohol menusuk hidungku
Mereka tertawa, berbincang seakan dunia baik-baik saja
Sementara aku gelisah
Menyadari ada sesuatu yang salah di sini
Aku ingin pergi, tapi pintu terasa begitu jauh
Kakiku seperti terikat rantai tak kasat mata.
Ada segelas racun dipaksa ke tanganku.
Aku menolak
Namun mereka tertawa dan terus memaksa,
berkata itu hanya permainan.
Aku tak bisa melawan, tersudut dalam ketidakberdayaan
Hingga akhirnya, aku menyerah.
Aku meneguk cairan pahit itu
Membiarkan racun merayap dalam darahku
Duniaku kabur, tubuhku tak lagi bisa melawan
Lalu, sentuhan mereka jatuh ke kulitku
Dingin, asing, menjijikkan
Jemari mereka merayap
Seperti ular yang melilit perlahan
Mengikis setiap batas yang kupunya
Menghancurkan apa yang masih tersisa dari harga diriku.
Air mataku jatuh, tak ada satupun yang menghiraukan
Mereka bukan manusia
Mereka hanyalah bayangan hitam,
merenggut sesuatu yang tak bisa mereka kembalikan.
Aku ingin ini berhenti, aku ingin ini hanya mimpi,
Namun dinginnya lantai di punggungku
Mengingatkanku bahwa ini nyata.
Mereka pergi, meninggalkan tubuhku yang tak lagi sama.
Aku tak tahu berapa lama aku terbaring di sana,
Memandangi langit-langit yang tak berkata apa-apa.
Aku merasa kosong, aku merasa mati.
Ketika aku membuka mata,
Fajar sudah menyelinap di balik jendela.
Ia mengantarku pulang tanpa rasa penyesalan
Aku pulang, namun bukan lagi aku yang kemarin.
Tetapi aku yang kotor.
Desember datang, dan mimpi buruk kembali menghantuiku.
Dia datang lagi, dengan janji dan senyum palsu.
Aku tersesat dalam kebimbangan, tak tahu cara menghindarinya
Kembali terjerat dalam skenario yang sama.
Kamar itu menyambutku lagi
Tempat yang sudah tahu namaku, pengingat air mataku
Kini empat pasang mata menghantuiku
Aku hancur sekali lagi
Hari-hari setelahnya adalah neraka
Aku seperti mati
Menghindari cermin, menghindari dunia.
Takut melihat diriku sendiri
Takut mengingat apa yang telah terjadi.
Hingga ibuku melihat apa yang tak bisa kulisankan.
Pelukannya memecahkan dinding bisu
Akhirnya kalimat mengalir dari jiwaku yang resah
Mereka ditangkap, dunia berteriak untukku
Namun luka tetap menganga.
Jeruji tak bisa menghapus bekas luka ini
Keadilan pun tak bisa mengembalikan aku yang hilang
Aku masih gadis enam belas tahun,
tapi jiwaku telah menua dalam kepedihan.
oOo
Catatan Kaki
- https://www.detik.com/jabar/cirebon-raya/d-7732665/4-pria-pengangguran-perkosa-siswi-sma-di-kuningan



TENTANG PENULIS: Falisha Danin Ghania, lahir di Cirebon pada 24 November 2007, adalah seorang siswi kelas XI di SMA Negeri 1 Cilimus. Ia bercita-cita menjadi seorang psikolog. Ia senang sekali belajar memahami karakter kejiwaan orang lain. Disamping itu ia memiliki kegemaran membaca. Banyak buku yang sudah ia baca di perpustakaan dan cerita-cerita novel di Wattpad, Twitter, dan cerita komik di Webtoon. Sekarang ia tertarik dengan dunia menulis. Ia berharap dapat selalu memberikan kontribusi positif seputar membaca dan menulis.


PUISI ESAI GEN Z: Puisi Esai Gen Baru ini puisi esai mini 500 kata khusus untuk Gen Z dan Gen Alpha. Disarankan tema-temanya yang relate seperti bully, mental health, patah hati, broken home, sex bebas, dan narkoba. Bagaimana kalau lingkungan, politik, atau kritik sosial ke penguasa? Boleh saja asalkan ada fakta dan sertakan link beritanya. Tuliskan 500 kata. Sertakan bionarasi maksimal 5 kalimat, 2 foto penulis dan 2 ilustrasi AI yang mendukung puisi esainya. Kirimkan ke golagongkreatif@gmail.com dengan subjek: Puisi Esai Gen Baru. Ada honorarium Rp 300 ribu dari Denny JA Foundation bagi yang puisi esainya tayang. Jangan lupa sertakan nomor rekening bank.


