Rak Buku: Review Novel Gelisah Camar Terbang Karya Gol A Gong

Annafi Kirana

Yang tadinya niat untuk menimba ilmu di Taiwan, Chairul atau akrab disapa Irul malah menemukan cinta  sejatinya di saat yang tidak terduga. Ini adalah sinopsis singkat dari novel “Gelisah Camar Terbang” karya Gol A Gong. 

Ini adalah novel cetak kedua karya Gol A Gong yang saya baca. Saya pernah membaca dan menulis resensi karya beliau ‘Surat dari Bapak’ yang membahas tentang korupsi dari sudut pandang remaja. Novel Gelisah Camar Terbang ini membahas tentang cinta dari sudut pandang tokoh utamanya laki-laki dengan konflik perbedaan status sosial.

Ini seperti angin segar untuk saya yang terbiasa membaca kisah cinta dari penulis perempuan. 

Chairul atau Irul berasal dari keluarga terpandang di Yogyakarta, bapaknya  seorang pejabat membuatnya hidup dengan nyaman. Uniknya, Irul memilih Taiwan sebagai negara tujuan untuk menimba ilmu. Kebanyakan orang akan memilih negara lain seperti Singapura, Australia, Jerman, UK atau USA, untuk kabur aja dulu, hehe..

Walaupun harus merayu ibunya yang takut kalau terjadi sesuatu pada anak satu-satunya karena di Taiwan kerap terjadi gempa bumi, akhirnya Irul mengantongi izin ke Taiwan, meninggalkan bapak dan ibunya juga tunangannya bernama Inez. Inez adalah anak perempuan dari teman dekat bapaknya Irul, mereka disatukan untuk menjaga status sosial kedua belah pihak keluarga. 

Namun pendapat bapaknya juga Inez diskriminatif membuat Irul gusar. Mereka memandang Taiwan tidak layak dijadikan tujuan untuk menimba ilmu karena negara itu lebih dikenal sebagai tempat tujuan TKI mencari rezeki yang kebanyakan bekerja sebagai ART, pengasuh manula juga pekerja pabrik. 

Petualangan Irul dimulai ketika ia menginjakan kaki di TMS (Taipei Main Station) dan disambut hujan lebat. Tapi Irul senang karena melihat banyak warga indonesia berkumpul di akhir pekan dan ia mendapat kenalan yang mayoritas TKI dari berbagai daerah dan usia dan kebanyakan dari mereka adalah perempuan.

Sampai Irul menangkap sosok perempuan yang masih muda sama-sama mengenakan kemeja kotak-kotak. Irul bercengkrama dengannya dan entah muncul begitu saja, perasaan tertarik yang tidak bisa dikontrol. Perempuan itu bernama Halimah atau bisa dipanggil Imah.

Latar belakang Imah tidak sekinclong Irul. Ia mendedikasikan waktu mudanya menjadi TKI demi ibunya yang tinggal di Cirebon. Mendengarkan kisah Imah sebagai TKI membuat Irul terpikat, entah bagaimana, muncul rasa ingin melindungi perempuan yang memiliki paras yang menarik itu. Kesederhanaan, kepasrahan, penderitaan Imah membuat Irul tertarik padanya. 

Irul yang datang dari keluarga berada dengan tujuan berkuliah tiba-tiba jatuh cinta dengan Imah, perempuan belia yang ternyata berstatus TKI kaburan yang bekerja sebagai pelayan restoran. Apakah kisah cinta mereka mulus? 

Gol A Gong mengenalkan Taiwan dengan detil untuk pembaca, contohnya seperti Taipei Main Station di mana para TKI berkumpul untuk melepas penat dari kesibukan mengurus anak dan Akong. Mulai dari cuaca, suasananya, nama jalan sampai rute transum. Saya jadi punya gambaran lokasinya saat membaca novel ini. 

Selain perjalanan cinta yang tidak mulus, Gol A Gong juga menyelipkan beberapa sisi kelam yang kerap dialami para TKI seperti jam kerja yang sangat padat, tidak bisa ambil cuti, gaji yang tidak dibayar, kekerasan sampai penyiksaan. 

Karakter Irul dan Imah punya kesamaan, sama-sama bingung dengan perasaan cinta yang datang tanpa diundang, datang begitu cepat. Irul, calon mahasiswa yang sudah bertunangan dan Imah yang hanya bekerja menjadi pelayan restoran. Ditambah kedua orangtua Irul yang memiliki opini berlawanan akan keputusan hidupnya.

Irul yang optimis dan Imah yang pesimis, intrik beda status sosial seorang calon mahasiswa dan seorang TKI kaburan membuat cerita seru dibaca. Saya menyelesaikan novel ini dalam sehari, karakter yang menarik dan setting di luar negeri membuat saya penasaran untuk membuka halaman berikutnya. 

Gaya kepenulisan Gol A Gong yang mudah dimengerti walaupun dalam membahas intrik TKI membuat saya menikmati novel ini. Ditambah dengan beberapa fakta bagaimana kehidupan para TKI di sana yang jarang dibeberkan di sosmed yang bisa menambah gambaran dan wawasan pembacanya.

Saya merekomendasikan novel ini untuk yang suka kisah cinta ditambah mengenal prahara dunia TKI di luar sana. 

Tentang buku:

Publisher: PT Gramedia Pustaka Utama., 2016

Collation: 232 hal.; 20 cm.

Language: Indonesia

ISBN/ISSN: 978-602-03-3421-9

Tentang Penulis:

Annafi Kirana lahir di Jakarta pada 6 Mei,1994.  Hobi gemar membacanya dimulai dari membaca komik. Saat membaca atau menulis suka ditemani dengan instrumen musik bossanova dan lo-fi. Genre favorit bacaan dan tontonan adalah slice of life, komedi dan horor. Gemar menulis di blog pribadi https://suika-lovers.com 

Artikel yang Direkomendasikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

https://www.instagram.com/golagongkreatif?igsh=MXVlZDR5ODlwd3NsdQ==