Seni memang kadang membahayakan. Rendra, Iwan Fals, dan Wiji Thukul. Kini band punk Sukatani, yang berasal dari Purbalingga, Jawa Tengah menghebohkan jagat seni Indonesia. Mereka dikenal sebagai band synth-punk/post-punk dengan gaya musik New Wave yang kuat. Album terbaru mereka, “Gelap Gempita”, dirilis pada tahun 2023 dan sudah tersedia di platform musik seperti Bandcamp.

Sukatani baru-baru ini membuat heboh dengan lagu mereka “Bayar, Bayar, Bayar” yang mengkritik korupsi di kalangan polisi. Lirik lagunya yang kini populer:

Mau bikin SIM bayar polisi
Ketilang di jalan bayar polisi
Touring motor gede bayar polisi
Angkot mau ngetem bayar polisi

Aduh aduh ku tak punya uang
Untuk bisa bayar polisi

Mau bikin gigs bayar polisi
Lapor barang hilang bayar polisi
Masuk ke penjara bayar polisi
Keluar penjara bayar polisi

Aduh aduh ku tak punya uang
Untuk bisa bayar polisi

Mau korupsi bayar polisi
Mau gusur rumah bayar polisi
Mau babat hutan bayar polisi
Mau jadi polisi bayar polisi

Aduh aduh ku tak punya uang
Untuk bisa bayar polisi.

Liriknya sederhana, tapi menohok. Langsung pada fakta yang beredar di masyarakat. Hampir semua mengalaminya. Institusi polisi memang bagus tapi oknum polisinya inilah yang kemudian merusak citra institusi polisi. Itu juga saya alami. Ketika motor saya dicuri maling, keluarga memutuskan untuk tidak lapor ke polisi karena kutir malah kehilangan yang lain.

Namun, memang sangat disesalkan, mereka kemudian meminta maaf dan menghapus lagu tersebut dari platform musik karena tekanan dari pihak berwenang. Kejadian ini memicu perdebatan tentang kebebasan berekspresi dan sensor di Indonesia. Mereka diduga diintimidasi oleh oknum polisi.

Meskipun demikian, Sukatani tetap menjadi salah satu band punk paling berpengaruh di Indonesia, dikenal karena lirik-lirik mereka yang tajam dan kritik sosial yang kuat. Kita doakan mereka semakin kreatif dan produktif.

Sumber: FB/Anak Turun Nusantara/TribunNews.com

Please follow and like us:
error69
fb-share-icon0
Tweet 5