
Saat memasuki ruangan pertama museum, kita akan diperkenalkan dengan rempah-rempah khas Banten, yang menjadi komoditi utama ekonomi masyarakat sebelum kolonialisme. Contohnya seperti Lada, Cengkeh, Pala dan Kayu Manis.

Selain itu, ada kapal layar yang menjadi kendaraan bangsa Eropa untuk datang ke Nusantara, berbagai buku yang menceritakan max Havelaar, tokoh-tokoh nasional yang lahir di Lebak, serta masih banyak hal-hal lain yang menarik untuk dilihat dan dibaca, agar wawasan tentang sejarah kita semakin luas.

Museum Multatuli buka setiap hari Selasa-Jum’at, dari jam 08.00-16.00 WIB. Adapun untuk weekend buka dari jam 09.00-15.00 WIB. Bagi kalian yang khawatir tersesat, museum ini berada persis di depan alun-alun Rangkas, dan tepat di samping perpustakaan daerah Lebak. Aksesnya bisa ditempuh menggunakan motor atau mobil pribadi. Tersedia grab bagi yang turun dari stasiun Rangkas Bitung, atau naik mobil angkutan umum arah kota berwarna biru.
Tunggu apalagi, ayo datang ke Museum Multatuli.
“Jas Merah (Jangan Lupakan Sejarah)!” ujar Soekarno.
