Cerpen Sabtu sekarang belum ada honornya. Puisi Minggu dan Puisi Esan Gen Baru tetap disupport honornya oleh Denny JA Foundation. Rak Buku dan Traveling dari kas redaksi. Tadinya akan ada lembaga pemerintah yang support untuk honorarium Cerpen Sabtu dan Esai, tapi karena ada pemangkasan anggaran dari pemerintah, batal. Jika ada perusahaan atau lembaga yang tertarik mendukung literasi baca tulis di golagongkreatif dot com, silakan kontak ke Tias Tatanka di 0819 06311 007.
Cerpen Sabtu
Cerita Pendek Karya Artificial Intelligence
sewtiap hendak menulis cerita pendek, saya selalu menulis sinopsisnya dulu. Tapi saya sedang malas menulis cerita pendeknya. Saya iseng, sinopsis itu saya kirimkan ke Open AI sebagai prompt, yaitu permintaan atau instruksi yang diberikan kepada model AI atau sistem operasi. Prompt dapat berupa pertanyaan, kalimat, deskripsi, atau contoh. Tidak lama AI menjawabnya sudah dalam bentuk serita pendek?
Cerpen Sabtu: Penulis Berguru Kepada AI
Kepala Supri semakin nyut-nyutan. Di satu sisi, dia ingin membuat istrinya bahagia dengan memberinya kado istimewa berupa barang mahal yang diinginkannya. Di sisi lain, dia juga harus realistis dengan keadaan finansialnya. Sambil menghela napas panjang, dia menutup laptopnya. Kantor sudah kosong. Saatnya pulang dan mencari cara untuk menyelesaikan masalah ini.
Cerpen Sabtu: Sang Hakim
“Cucu saya kelaparan.” Adalah kalimat yang meluncur dari mulut wanita tua itu. “Saya khawatir anak kecil itu akan mati jika tidak juga mendapat makanan. Saya berjanji akan mengembalikan semangkuk padi itu. Saya akan mencari kayu bakar untuk dijual. Mungkin akan sedikit lama mengembalikannya.”
Cerpen Sabtu: Mang Sapit
Namun sebelum ditahan, ia melakukan satu hal terakhir. Ia menghibahkan sawah kecilnya kepada ustaz Solihin, imam masjid yang dihormati di kampung. “Wis, pake bae sawah kita supaya masjid jadi besar. Kita oreu tak pantes duwe sawah,” kata Sapit lirih merasa tidak layak memiliki sawah.
Cerpen Sabtu: Hak Prerogatif Tuhan
“Ilmu mereka sangat bermanfaat bagi kalian semua di dunia, maka saya putuskan mereka semua para penemu ilmu pengetahuan masuk surga,” Sang Agung menegaskan kebijakan barunya. “Semua guru juga masuk surga. Apapun agamanya karena ilmu mereka sangat bermanfaat.”