Air Mata Kopi #2: Tak Semanis Kopi

Puisi Gol A Gong kali ini berbicara tentang bagaimana kopi dimitoskan sebagai simbol kemiskinan petani di Indonesia.

Gong mencoba masuk ke persoalan ekonomi liberal dan perilaku koruptif di negeri ini. Puisi “Tak Semanis Kopi” yang tergabung dalam antologi puisi Air Mata Kopi (Gramedia, 2014) – yang masuk 10 besar Hari Puisi Indonesia 214, adalah sebuah paradoks.

Selamat menyeduh kopi. Rasakan nikmatnya. Apakah manis, pahit, atau terasa air mata kopi para petani kopi di negeri ini? >> ke halaman berikutnya >>

Air Mata Kopi #1: Jangan Minum Air Kopi

Kopi memang inspiratif, mendatangkan beragam ide. Para pelaku ekonomi berlomba-lomba meracik kopi dan dihidangkan di cafe-cafe modern. Gol A Gong melihat ketimpangan ini; antara kopi tubruk dan kopi racikan. Nasib petani kopi dan bartender.

Gong mencoba masuk ke persoalan ekonomi liberal dan perilaku koruptif di negeri ini lewat idiom “kopi”. Puisi Jangan Minum Air Kopi yang tergabung dalam antologi puisi Air Mata Kopi (Gramedia, 2014) – yang masuk 10 besar Hari Puisi Indonesia 2014, adalah sebuah paradoks antara tradisi dan modernisasi. >> ke halaman berikutnya >>

Resensi Buku: Perjuangan Sang Alkemis Mewujudkan Impian

Oleh Naufal Nabilludin

“Kalau seseorang sungguh-sungguh menginginkan sesuatu, seisi jagat raya bahu-membahu membantu orang itu mewujudkan impiannya”

Novel Sang Alkemis karya Paulo Coelho adalah salah satu buku yang menurut saya wajib dibaca ketika seseorang sedang mengejar mimpi dan berjuang meraih impian. Novel yang pertama kali ditulis tahun 1988 ini masih sangat relevan dengan masa kini terutama bagi anak muda yang sedang mengejar impian.

Novel Sang Alkemis ini mengisahkan seorang anak muda Spanyol bernama Santiago yang gemar membaca buku dan memutuskan untuk menjadi penggembala domba agar dapat memuaskan keingintahuannya dan dapat pergi ke banyak tempat menjadi seorang pengelana.

error

Enjoy this blog? Please spread the word :)