Dengan perut kenyang dan hati yang puas, aku pun mengakhiri petualanganku di Solo. Soto Triwindu memberikan kenangan kuliner yang gak hanya memanjakan lidah, tapi juga menyambutku dengan hangat. Siapa sangka ya, sebuah mangkuk soto bisa jadi penutup yang sempurna untuk hari terakhirku di kota ini.
Kota Solo
Es Puter Legendaris Kota Solo
Rasanya ada sebuah cerita yang tersimpan dalam setiap sendok es puter yang aku makan. Rasanya seperti menghormati tradisi lama Solo yang tetap lestari meskipun zaman terus berubah. Setelah membeli es puter, aku melihat kenangan dari budaya Solo yang dihargai dan disukai oleh masyarakatnya.
Hotel Kapsul Bobobox Kota Solo
Secara keseluruhan, pengalaman menginap di Bobobox menyenangkan banget!! Aku jadi belajar bahwa kenyamanan gak selalu tergantung pada ukuran. Meskipun kapsulnya kecil, semuanya cukup dan fungsional, apalagi untuk solo traveler kayak aku yang hanya butuh tempat tidur untuk beristirahat.
Spot Foto Pintu Rumah Bugenvil Laweyan Kota Solo
Spot ini adalah sebuah pintu rumah yang dihiasi tanaman bugenvil yang tumbuh menutupi bagian atas pintunya. Spot foto ini terletak di Jl. Srinarendro, Laweyan, di sekitar kawasan Kampung Batik Laweyan. Saat sampai, ternyata bunga-bunga bugenvil itu belum bermekaran.
Slari Coffee Book Cafe Kota Solo
Slari Coffee Book Cafetr Kota Solo menawarkan suasana yang tenang dan cozy, sesuai dengan apa yang biasanya diharapkan dari sebuah book cafe. Di lantai 2, terdapat koleksi buku yang cukup beragam, dan jendela besar mengahadap ke jalan raya. Aku suka kursi di samping jendela, aku bisa menikmati pemandangan jalanan Kota Solo.
Pusat Kuliner Pasar Gede Kota Solo
Walaupun waktuku terbatas dan gak sempat mencoba semua yang terkenal di Pasar Gede ini, seperti es dawet Bu Dermi, pengalaman singkat ini membuatku semakin penasaran dan ingin kembali lagi ke Pasar Gede suatu hari nanti. Next time aku akan menyiapkan waktu lebih banyak untuk menjelajahi setiap sudut pasar, dan mencoba lebih banyak kuliner khas Solo.