Novel karya Nawal el Saadawi ini kubaca di awal menikah, karena kovernya mencolok warnanya di antara ratusan buku di rumah kontrakan kami. Seingatku selesai membaca rasanya nyesek membayangkan tokoh utamanya yang bertubi-tubi mendapat perlakukan buruk dari para laki-laki di kampung halamannya di Mesir. Untungnya aku segera sadar, itu hanyalah novel, jadi tidak berlarut-larut nyeseknya.
Tag
Menampilkan: 1 - 1 dari 1 HASIL