Admin Puisi Esai Gen Z Karya Natasha Harris – Mahasiswi Pendidikan Bahasa Korea, UPI Bandung
(Pelaku pembunuhan satu keluarga di Desa Babulu Laut, Kecamatan Babulu, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), JND (17) divonis 20 tahun penjara. Diketahui, JND membunuh satu keluarga pada 6 Februari 2024 pukul 02.00 Wita. Korban pembunuhan terdiri atas pasangan suami istri berinisial W (35) dan SW (34), serta tiga orang anaknya, yaitu RJS (15), VDS (11), dan ZAA (3) – Kompas.Com, 13 Maret 2024)
oOo
Aku Damar.
Anak SMK, yang katanya jago mesin
Tapi tak mampu mengendalikan mesinku sendiri:
otakku.
Aku menulis ini bukan karena ingin
: dikasihani
Tapi agar kalian tahu
Air bening dalam botol itu
Adalah api yang membakar dunia
Dan aku, kini abu hitam dari keluarga
yang kulenyapkan sendiri
Mulanya hanya tegukan kecil
Dari botol yang ditawarkan teman
“Sudah biasa, Damar. Buat hangat-hangat badan.”
Hangat berubah jadi panas,
Panas berubah jadi bara
Bara berubah jadi neraka.
Tetanggaku namanya Pak Musa
Orang tua yang cerewet
Karena ayamku masuk halamannya
Karena helmnya belum aku kembalikan
Karena aku dekat dengan putrinya
Dia bilang aku perusak masa depan
Tapi malam itu…
Malam itu aku pulang mabuk.
Air api menyala-nyala dalam darahku.
Langkahku goyah, mataku merah
Aku lihat Pak Musa di depan rumah
Wajahnya menegurku—lagi,
Kata-katanya seperti cambuk menghajar
Dan aku,
Dengan botol di tangan
Membalas dengan dendam.
Lalu semuanya hitam.
Hingga sirine datang.
Hingga nyawa-nyawa padam.
Hingga mayat-mayat ditutupi kain kafan.
Ayah,
Ibu,
Dua adiknya
Dan dia
yang kucintai diam-diam.
Semua terkapar parang
yang kutebaskan dengan tanganku.
Kini aku duduk di jeruji besi
Kusut, busuk,
Sendiri.
Orang menyebutku iblis.
Aku menyebut diriku sendiri bodoh.
Air api membuatku merasa jagoan
Padahal aku pengecut
Yang membiarkan amarah menyetir tubuh
Dan kini,
Aku harus membayar dengan hidupku sendiri
Hukuman mati menantiku
Atau mungkin seumur hidup menua di balik jeruji
Dan semua waktu itu
Aku hanya akan mengulang-ulang malam berdarah itu
Dalam tidurku
Dalam doaku
Dalam penyesalanku
Teman-temanku yang masih sekolah
Kalau kalian berpikir mabuk itu keren
Coba duduk di sisiku sekarang
Coba hirup udara busuk penjara
Coba hitung berapa kali kalian
akan memanggil, “Ibu…”
tapi tak ada jawaban
Minuman itu bukan jawaban
Itu adalah iblis yang minta tubuhmu
jadi tuan rumah
Ia datang seperti teman
Tapi menjelma jadi pembunuh
Dan setelah semua terjadi
Ia tak akan menolongmu
Saat kau menjerit—
Neraka, tolong padam!
Tapi tidak ada padam
Tidak ada pengampunan cepat
Tidak ada kembali ke hari itu
Saat aku bisa memilih
Untuk tidak menenggak
Untuk tidak marah
Untuk tidak membunuh
Kini aku hanya menulis
Dengan sisa tinta dari nurani
Yang robek-robek
Air api itu
jangan kau jamah.
Karena mungkin, besok,
Namamu menggantikan namaku
di jeruji yang sama.
*) Bandung April 2025
*) Catatan kaki:
Berita ini tayang di Kompas.com dengan judul “Pembunuh Satu Keluarga di Penajam Paser Utara Divonis 20 Tahun Penjara”, Klik untuk baca : https://regional.kompas.com/read/2024/03/13/164430578/pembunuh-satu-keluarga-di-penajam-paser-utara-divonis-20-tahun-penjara.
TENTANG PENULIS: Natasha Harris kuliah di Pendidikan dan Bahasa Korea, UPI Bandung semeter 3. Dia sedang berjuang ingin kuliah di Korea dengan cara besaiswa. Hobbi traveling dan menulis.
PUISI ESAI GEN Z: Puisi Esai Gen Baru ini puisi esai mini 500 kata khusus untuk Gen Z dan Gen Alpha. Disarankan tema-temanya yang relate seperti bully, mental health, patah hati, broken home, sex bebas, dan narkoba. Bagaimana kalau lingkungan, politik, atau kritik sosial ke penguasa? Boleh saja asalkan ada fakta dan sertakan link beritanya. Tuliskan 500 kata. Sertakan bionarasi maksimal 5 kalimat, 2 foto penulis dan 2 ilustrasi AI yang mendukung puisi esainya. Kirimkan ke golagongkreatif@gmail.com dengan subjek: Puisi Esai Gen Baru. Ada honorarium Rp 300 ribu dari Denny JA Foundation bagi yang puisi esainya tayang. Jangan lupa sertakan nomor rekening bank. Jika ingin membaca Puisi Esai Gen Z yang sudah tayang klik gambar di bawah ini:
