Saya tertegun membaca cerpen “Kismin” karya Lilo Rohili, yang terhimpun di kumcer anti korupsi Peti Mayat Koruptor (Gong Publishing, Maret 2020). Saya jadi teringat Hamsad Rangkuti dan Ahmad Tohari. Di sastra kontekstual, cerpen ini memenuhi kriteria yang dipermasalahkan Arief Budiman. Cerpen ini justru jadi memiliki nilai universal. Ia bisa menembus ruang dan waktu. Cerpen ini bisa dinikmati oleh semua orang di dunia. Bisa diterjemahkan ke dalam seluruh bahasa yang ada di muka bumi.
Please follow and like us:
Halaman: 1 2