Novel: Cinta dan Gerakan Reformasi (17)

Selepas aksi tadi siang yang berlangsung panas dan terlibat dorong-dorongan dengan petugas kepolisian, aku merasa lelah yang teramat sangat. Usai melaksanakan sholat isya, aku berbaring lesu di ruangan sekretariat pengurus masjid yang disulap jadi tempat tidur pada malam harinya.

Aku teringat orang tuaku di kampung halaman. Aku rindu dengan bapak dan ibuku. Saat ini aku benar-benar kesepian. Tak ada saudara di sini, di Kota Bandung ini. Sedang apakah orang tuaku saat ini? aku hanya bisa membayangkan wajahnya yang letih itu setelah seharian menjaga toko di kampung sebelah. >>> ke halaman berikutnya

Cinta dan Gerakan Reformasi (16)

Novel perjuangan oleh Gufron Khan

Memasuki bulan Maret 1998, situasi di Ibukota dan beberapa kota besar di Indonesia mulai memanas. Sehari menjelang berakhirnya Sidang Umum (SU) MPR di Jakarta, sekitar 12.000 mahasiswa Bandung melakukan aksi unjuk rasa, Selasa (10/03/1998). Mereka secara serentak namun terpisah, menggelar aksi di kampus ITB, Unisba, Unpad, Unpas dan Uninus. Selama berlangsungnya aksi, aparat keamanan berjaga-jaga di sekitar kampus.

Cinta dan Gerakan Reformasi (15)

Lantai 2 setengah kami menyebutnya. Di kalangan pengurus masjid sangat paham lantai yang dimaksud. Tidak banyak yang tahu bahwa di dalam masjid ada suatu ruangan yang dijadikan sebagai tempat menyimpan barang pribadi dan sekedar untuk istirahat siang.

“Roni, ayo kita naik ke atas. Bisa untuk menyimpan pakaian. Ada tangga besi yang menuju ke sana,” kata Shod pada saat awal-awal aku menetap di masjid kampus.

Cinta dan Gerakan Reformasi (13)

Novel perjuangan oleh Gufron Khan

“Penindasan dan Kesewenang-wenangan Akan Terus Ada, Selama Soeharto Masih Berkuasa”

Itulah coretan dinding di kamarku saat aku pulang ke rumah. Coretan pertama tentang keadaan negeri ini yang jauh dari kebebasan dan berdemokrasi. Ketika suara-suara disumbat dan kritik di balas dengan ancaman penjara maka aku mulai menemukan jati diriku sebagai seorang aktivis.

Cinta dan Geraka Reformasi (12)

Novel pejuangan oleh Gufron Khan

Dalam catatanku dari hasil membaca opini dan pemberitaan di media, aku mulai memahami sedikitnya bahwa aksi mahasiswa, bukanlah hal baru di Bandung. Dalam sejarah Orde Baru, gerakan mahasiswa Bandung, yang membentuk parlemen jalanan di antaranya dari kampus. Misalnya, Dewan Mahasiswa ITB, Unpad, IKIP, Unpar. Kalau Jakarta punya Arief Rachman Hakim yang tertembak saat aksi bersama KAMI, Bandung memiliki Julius Usman, yang juga gugur tertembak saat melakukan aksi.

Cinta dan Gerakan Reformasi (11)

Novel oleh Gufron Khan

Pasca aksi memperingati hari HAM Sedunia pada 10 Desember lalu yang berakhir bentrok, aku sudah mulai dikenalkan dengan aktivis mahasiswa dari beberapa kampus di Bandung dan kerap kali mengikuti rapat di kampus-kampus tersebut.

“Ron, malam ini kita ada rapat di ITB, nanti ikut yah,” ajak Irzal

“Okeh siap. Nanti ketemu siapa aja dan apa agendanya?” tanyaku

“Ada dari para aktivis mahasiswa dari ITB,Unpas, Unpar, Unpad, STHB, UPI dan lainnya. Kita akan bahas situasi ekonomi dan politik saat ini yang semakin mengkhawatirkan,” jawab Irzal

error

Enjoy this blog? Please spread the word :)