Puisi ini memiliki nuansa eksistensialisme, di mana individu (pembawa acara) merasa kehilangan identitasnya sendiri dalam peran yang harus dimainkan.
Gol A Gong juga tampaknya ingin mengingatkan kita agar tidak mudah percaya dengan apa yang kita lihat di televisi, karena sering kali itu hanyalah pertunjukan yang dibuat untuk memenuhi ekspektasi masyarakat.