Puisi Minggu: Ritual Menulis Puisi Karya El Rui

Pada 2024 lalu, demi mengakrabi kembali puisi, setelah cukup lama tak menggumulinya karena kesibukan dan ritme hidup yang cukup berantakan, saya memutuskan melakukan ritual yang saya sebut Ritual Menulis Puisi. Menjadwalkan waktu khusus satu hingga satu setengah jam setiap hari untuk kembali mengakrabi puisi.

Saya membuka ritual ini dengan membacai puisi-puisi dari koleksi buku-buku kumpulan puisi dan klipingan puisi yang saya punya. Juga mempelajari apa-apa yang bisa saya pelajari sendiri dan mengulang dan berusaha mengingat kembali apa-apa yang pernah saya dapatkan selama mengikuti Majelis Puisi Rumah Dunia yang ditutori Toto ST Radik pada 2012 lalu, juga apa yang sempat saya pelajari dari almarhum Ahmad Yulden Erwin pada sesi belajar menulis puisi yang, karena alasan tertentu, tak bisa saya ikuti hingga selesai.

Saya menetapkan target bisa menulis satu puisi setiap melakukan ritual, meski pada praktiknya, target tersebut kerap tak terpenuhi karena kadang, satu puisi baru bisa saya selesaikan setelah berhari-hari saya tekuni.

Dari sekian puisi yang saya tulis selama Ritual Menulis Puisi pada 2024 lalu itu, berikut adalah tujuh di antaranya. Selamat menikmati!

El Rui

El Rui
Saat Kau Menulis Puisi

Saat kau menulis puisi
kata-kata tak muncul dengan
tertib di kepalamu

Kadang mereka berebut tempat
perang siasat hingga kau
tak sanggup menatanya dengan
baik dalam buku catatanmu

Kadang mereka sengaja sembunyi
membuatmu tertekan dan ingin melepas
kepalamu begitu saja di atas meja
meski begitu bertahanlah
temukan kata-kata dalam dirimu

Kadang kata-kata datang dengan girang
membantumu menyusun bait-bait rapat
dan kuat lalu menyala di matamu
lalu pada baris terakhir
semesta dari
kedalaman hatimu tercipta

| 21 Januari 2024 |

oOo

El Rui
Saat Kau Menulis Puisi 2

Saat kau menulis puisi
kadang kau tak percaya
semesta bisa tercipta dari
susunan kata-kata

Kau sering hanya menamainya
tugas-tugas harian yang tak selesai
lalu meninggalkannya begitu saja
tanpa kepala di atas meja

Hari berikutnya
puisi yang kau namai
tugas-tugas harian yang tak selesai itu
menjelma rintik hujan di kepalamu
membuat pikiran dan ingatanmu lembap
dan basah dan membuatmu tak sanggup
menyusun mimpi indah seperti
malam-malam biasanya

Saat kau menulis puisi
kadang kata-kata juga tak percaya
kau sanggup mencipta semesta

| 23 Januari 2024 |

oOo

El Rui
Saat Kau Menulis Puisi 3

Saat kau menulis puisi
saat kata-kata tak percaya
kau mampu mencipta semesta
kata-kata bersekutu dengan
buku-buku lawas yang lama terkunci
di lemari bukumu

Kata-kata hidupkan kembali ingatan-ingatan
percakapan-percakapan
kenangan dan pengetahuan di dalamnya
kata-kata berlepasan dari halaman-halaman
kekuningan penuh bercak kecokelatan
terbang saling bertubrukan di kepalamu
di kedalaman hatimu

Kata-kata mengikat jiwamu
memerangkapnya dalam ketegangan
antara baris dan bait-bait yang
tak utuh-utuh
tak utuh-utuh
hingga kau mabuk dalam kata-kata
lalu menari
dan menari
merasuki raga kata-kata
hingga semesta mulai menyala
pada baris awal puisimu

| 24 Januari 2024 |

oOo

El Rui
Saat Kau Menulis Puisi 4

Saat kau menulis puisi
semesta yang mulai menyala
pada baris awal puisimu
kadang kehilangan daya saat
tiba pada bait berikutnya

Kemudian kau menduga-duga
barangkali puisi juga serupa langkah kaki
lelah bila diseret untuk terus melangkah
tapi ia tak pernah merengek ia hanya
memberi tanda lewat nyeri pada sendi
agar kau sejenak berhenti

Saat itu terjadi
jaga hatimu dan pikiranmu dari kekosongan
beri tubuhmu sedikit peregangan
lalu tenggelamlah
biarkan dirimu hanyut
dalam arus ketenangan

Saat kau menulis puisi
berhenti tergesa-gesa
bukankah Tuhan juga mencipta semesta
dalam enam tahapan

| 26 Januari 2024 |

oOo

El Rui
Saat Kau Menulis Puisi 5

Saat kau menulis puisi
dan berpikir tentang Tuhan
yang mencipta semesta dalam
enam tahapan kau juga bertanya-tanya
berapa banyak manusia yang akan
mampu membaca rahasia yang disembunyikan
dalam semesta ciptaan-Nya
lalu berapa banyak manusia yang bersedia
membaca apa yang kau terakan dalam
semesta ciptaanmu

Saat kau menulis puisi
kau berhadapan dengan dirimu sendiri
berperang melawan dirimu sendiri
kadang kau menjelma sebulir pasir
kadang kau menjelma sebutir embun di tepi daun
tapi tak pernah menjadi semesta
ciptaanmu sendiri

Kau lupa
atau mungkin enggan terjaga

| 27 Januari 2024 |

oOo

El Rui
Saat Kau Menulis Puisi 6

Saat kau menulis puisi
seakan kau lupa
atau mungkin enggan terjaga
tak hanya semesta yang menyala

Api juga tumbuh
pada tubuh puisimu

| 28 Januari 2024 |

oOo

El Rui
Saat Kau Menulis Puisi 7

Saat kau menulis puisi
lalu api tumbuh pada
baris-baris awal puisimu
berhentilah
bukan untuk memadamkannya
jadikan ia cermin
hadapi api dalam dirimu
hingga padam dengan sendirinya
hadapi api dalam dirimu
hingga saat kau menyentuhnya
hawa sejuk merambati sekujur jiwamu

| 31 Januari 2024 |

oOo

TENTANG PENULIS: El Rui, lahir dan tinggal di Kota Serang. Penjual buku yang menyukai puisi. Beberapa cerpen dan puisinya pernah dimuat di beberapa koran harian lokal dan nasional menggunakan nama lain. Tulisan-tulisan terbarunya bisa kamu baca di Medium, IDN Times, dan blog pribadinya: penghunipluto.wordpress.com

PUISI MINGGU terbit setiap hari Minggu. Silakan mengirimkan 5 – 10 puisi tematik. Sertakan foto diri dan gambar atau foto ilustrasi untuk mempercantik puisi-puisinya. Tulis bio narasi dan pengantar singkat. Kirimkan ke email : gongtravelling@gmail.com. Ada uang pengganti pulsa Rp 300.000,- dari Denny JA Foundation. Sertakan nomor WA dan nomor rekening banknya. Jika ingin melihat puisi-puisinya yang sudah tayang, klik banner di bawah ini:

Artikel yang Direkomendasikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

https://www.instagram.com/golagongkreatif?igsh=MXVlZDR5ODlwd3NsdQ==