Resensi Buku Kisah tanpa Akhir by Michael Ende

Oleh: Hirai (Alvi Lailatil)

Bagaimana jadinya jika batas antara dunia fantasi dan nyata sangat tipis seolah kita bisa masuk dengan mudah ke dalamnya? Pergi dari kehidupan nyata seolah menjadi solusi menarik saat kita tak menemukan kebahagiaan di sini apalagi banyak mendapatkan perlakuan tidak adil seperti perundungan dan kurangnya perhatian dari orang terdekat. Begitulah yang dirasakan Bastian, tokoh dalam buku ini.

Kehidupannya yang monoton berubah drastis setelah membaca buku Kisah tanpa Akhir. Dia sama sekali tak mengerti ada kehidupan lain di dalam buku itu yang akan mengubah pemikirannya selama ini.

Dalam Kisah tanpa Akhir, Michael Ende membahas tentang pencarian jati diri, kebingungan arah dan juga kelabilan anak-anak saat menentukan pilihan melalui tokoh bernama Bastian.

Setelah berhasil masuk ke dunia Fantasia, Bastian banyak mengalami perubahan hidup. Dirinya yang sekarang banyak diperhitungkan sebagai penyelamat dan manusia pilihan, berbanding terbalik dengan dirinya di dunia nyata sebagai sosok yang terbuang, korban perundungan dan tak mendapatkan perhatian cukup dari orang tua.

Sayangnya semua itu membutakan mata Bastian, dia menganggap apa yang didapatkannya sekarang bisa membuatnya tenang dan bahagia.

Manusia memang tak pernah merasa cukup, antara kebingungan menentukan keinginannya sendiri atau tak mengerti tujuan akhir yang sebenarnya. Bastian melupakan Atreyu. teman yang didapatkannya dari dunia Fantasia demi mengikuti bisikan penyihir jahat yang menyesatkan.

Novel ini menyentil kehidupan manusia yang lekat dengan mudahnya seseorang hanyut dalam hasutan dan bisikan orang-orang yang tidak suka dengan keberhasilan kita. Mereka selalu berusaha memisahkan kita dari teman-teman baik agar lebih mudah dijatuhkan.

Aku suka bagaimana cerita ini berkembang membawa Bastian menuju perjalanan panjang. Ada sentuhan konflik persahabatan, kepercayaan dan perubahan jati diri di sepanjang cerita yang mungkin sering kita temui juga pada dunia nyata.

Orang-orang yang tidak memiliki eksistensi di dunia nyata cenderung merasa superior ketika berada di dunia maya bukan? Mereka berusaha menjadi sosok paling kuat dan hebat agar mendapatkan pengakuan orang lain. Padahal kenyataannya mereka sangat rapuh, lebih rapuh dari kita semua yang hidup biasa-biasa saja.

“Ia tidak ingin menjadi paling hebat, paling kuat atau paling pintar. Itu semua sudah berlalu. Ia ingin dikasihani apa adanya, baik atau buruk, tampat atau jelek, cerdas atau bodoh, dengan segalanya, kekurangannya atau justru karena itu.” Kutipan halaman 462.

Mereka melupakan keinginan utamanya untuk diterima, dihargai dan bahagia apa adanya di tempat hidup yang selayaknya. Semua hal-hal cantik terkadang memang membutakan mata, semua keindahan dan kemudahan bisa juga menjerumuskan tak selalu menolong maupun membuatmu bahagia.

Di dalam dunia Fantasi, hal sekecil apapun membutuhkan penerimaan dan nama bahkan bagi orang yang memberikan nama mereka juga akan mendapatkan imbalan yang sepadan. Kita perlu belajar menerapkannya di dunia nyata bahwa hal kecil tak selalu mengenai ukuran namun makna dan keberadaannya yang krusial.

Buku ini mampu mencapai tujuannya untuk mengajak kita semua berani menerima diri sendiri, memperbaiki komunikasi dengan orang sekitar terlebih hubungan anak dan orang tua. Tak pernah ada orang yang benar-benar bisa melalui kehilangan namun bukan berarti dengan kehilangan orang tersayang hidup kita juga berhenti.

Masih banyak hal yang bisa kita lakukan, bahkan masih banyak juga orang yang membutuhkan kita seperti sosok si kecil yang perlu dukungan mental menuju masa tumbuh kembangnya. Sepanjang membaca 528 halaman saya merasakan perpindahan dari dunia nyata menuju fantasi yang sangat tipis seolah keduanya berhasil melebur jadi satu kesatuan utuh.

Kisah tanpa Akhir memberikan akhir tanpa ujung sebagai representasi bahwa kehidupan setiap manusia selalu berbeda tak ada yang memiliki akhir sama karena waktu memulainya juga berbeda. Kisah ini akan terus ada sepanjang masa mencari siapa tokoh yang bisa masuk ke dalam dunia Fantasia selanjutnya.

Identitas Buku:

Judul: Kisah tanpa Akhir

Penulis: Michael Ende

Penerjemah: Hendarto Setiadi

ISBN: 9786020685045

Rating: 4,7/5

Halaman: 528 Halaman

Jenis: Novel 13+

Terbit: 2025

Penerbit: Gramedia Pustaka Utama

Biodata Narasi:

Dia adalah Hirai (Alvi Lailatil) pembaca buku berbagai genre dan banyak membagikan ulasan bacaannya di media sosial. Selain suka membaca, dia juga senang menulis, doakan saja dia kembali menulis hehe. Kamu bisa menemukan ulasan-ulasan bukunya di akun @readingwithhirai (instagram).

RAK BUKU  adalah resensi buku. Upayakan tulisannya membangun suasana lokasi membaca, personal literatur. Boleh juga menulis seperti catatan perjalanan. Panjang tulisan 500 hingga 1000 kata. Honor Rp100 ribu. Sertakan foto diri, bio narasi singkat, identitas buku, nomor WA, rekening bank, foto-foto cover buku, penulisnya sedang membaca bukunya. Kirim ke email golagongkreatif@gmail.com dan gongtravelling@gmail.com dengan subjek: Rak Buku

Artikel yang Direkomendasikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

https://www.instagram.com/golagongkreatif?igsh=MXVlZDR5ODlwd3NsdQ==