Lewat puisi esai, saya ingin menyampaikan pesan bahwa Indonesia dari segi moral sedang tidak baik. Bayangkan, ada sekitar 6 agama besar di Indonesia, tapi para lelakinya begitu jahat; mereka memerkosa dan membunuh perempuan yang mungkin itu saudara kita, istri kita, atau bahkan anak kita. Tapi saya akan mencoba menyampaikannya dengan diksi-diksi yang puitis dan menyentuh.
Puisi Esai
Mengundang empati
Puisi Esai Goes to Gen Z: Kesaksian Generasi Baru
Puisi Esai Goes to Gen-Z bagi saya adalah satu cara mengenalkan sastra (puisi) kepada anak-anak yang terbelenggu audio-visual. Hal inilah yang membuat saya tertarik bergabung. Apalagi para mentornya beberapa sudah saya kenal dekat; Agus R Sarjono, Jamal D Rahman, Okky Madasari, Isbedy Stiawan zs, Sastri Bakri, Fatin Hamama, Ahmad Gaus, Joni Aryadinata, Jodi Yudhono, dan sederet nama lainnya yang dikenal sebagai penulis.
Gen-Z Tak Tumpul Hatinya dengan Puisi Esai
Pada Festival Puisi Esai I tahun lalu, sasaran puisi esai masuk kampus, sekarang ke sekolah-sekolah. “Inilah yang dimaui oleh ajaran Islam; baca dan menulis. Selaras dengan harapan pemerintah, menumbuhkembangkan dunia literasi, demi menumbuhkan masyarakat mampu baca-tulis,” masih kata Isbedy.
Suatu Malam Bertemu Komunitas Puisi Esai di Taman Ismail Marzuki dan Nonton Bola Piala AFF 2024
Suatu malam di TIM, bagi saya adalah peritiwa penting. Saya, Isbedy Stiawan ZS, Anwar Putera Bayu, dan Agus Sarjono sepakat, bahwa Puisi Esai Goes to Gen-Z adalah bagian dari tanggung jawab, yaitu regenerasi. Saya mlakukannya juga dengan Duta Baca Indonesia Masuk Sekolah.
Puisi Esai Denny JA Goes to Gen-Z
Saya mempelajari visi-misi Festival Puisi Esai Jakarta II yang digagas Denny JA. Cukup bagus. Saya senang bergabung dengan orang-orang yang membicarakan ide-ide atau gagasan kemudian mewujudkannya. Kegiatan ini bagi saya sejalan dengan apa yang selama ini saya dan teman-teman lakukan di Rumah Dunia, yaitu regenerasi.
Ayo, Serbu Festival Puisi Esai Jakarta II
Festival Puisi Esai Jakarta II, PDS HB Jassin, Taman Ismail ,Jakarta 13-14 Desember 2024. Ayo, serbu. Wah, saya sudah tidak sabar nih membacakan puisi esai pertama yang saya tulis.