Jakarta malam itu terasa dingin dan ganjil. Waktu sudah menunjukkan pukul setengah duabelas malam. Aku berdiri di halte Lebak Bulus menunggu Bella, cewek tomboy berambut pendek yang sudah berhasil menjerat hatiku setahun belakangan ini.
Angin menyelinap masuk ke kerah jaketku, membuat bulu kuduk berdiri. Langit mendung, lampu jalan berkedip-kedip seolah mengisyaratkan sesuatu.
“Tunggu aku di halte biasa ya, Mas. Kerjaanku masih banyak nih. Sepertinya aku harus lembur.”
Begitu isi pesan chat yang Bella kirim satu setengah jam yang lalu.
Aku tak mungkin membiarkan gadis pujaan hatiku pulang larut malam sendirian. So, untuk menunjukkan perasaanku padanya, aku rela menunggunya sampai kapan pun.
Halte sudah sepi dan lengang dari satu jam yang lalu, meninggalkan aku sendirian.
Tiba-tiba, terdengar suara, lirih dan pelan. Tangisan.
Awalnya kupikir cuma suara imajinasi karena lelah. Tapi lama-lama makin jelas, makin nyata. Tangisan lirih itu terdengar dari ujung halte. Ada seseorang di sana.
Seorang perempuan duduk memunggungiku. Rambutnya panjang, hitam, kusut, menutupi wajah. Bahunya terguncang pelan, tersedu-sedu.
Aku maju ragu-ragu.
“Mbak… kenapa? Ada yang bisa saya bantu?”
Dia diam. Hanya tangis yang makin dalam.
Udara makin dingin. Aneh. Rasanya seperti berada di dalam lemari es. Tanganku gemetar, tapi kakiku malah terus melangkah. Jantungku berdebar keras.
Tiba-tiba, tangisnya berhenti. Hening.
Ia mengangkat kepala perlahan. Aku terpaku.
Dia menoleh, dan aku melihat wajahnya.
Pucat. Mata hitam legam. Pipinya basah oleh air mata gelap seperti tinta. Lalu… ia menyeringai… Senyum mengerikan, memperlihatkan gigi-gigi runcing seperti drakula.

Aku ingin lari, tapi kakiku seperti menancap di tanah. Lalu… terdengar bisikan mengerikan di telingaku:
“Tunggu aku di sini, ya…”
Ingin rasanya aku kabur, lari sekencang-kencangnya menembus malam. Namun kaki-ku seolah berkhianat, tak mau bergerak sesuai perintahku.
Perempuan mengerikan itu perlahan beringsut mendekatiku ….
Ah, sial! Kenapa kaki-ku tak juga mau menuruti perintahku? Sekuat tenaga aku berusaha membalikkan badan…
Napasku tersengal-sengal. Keringat dingin membasahi tubuh. Kupikir aku akan pingsan!
Tiba-tiba sepasang tangan mencengkeram bahuku….
Happy birthday to you…happy birthday to you….
Waktu menunjukkan tepat pukul duabelas, suasana di halte itu mendadak jadi ramai.
Kulihat disekeliling, wajah teman-temanku… Mereka semua tertawa dan bernyanyi!
Dan, saat aku menoleh ke arah tempat perempuan mengerikan tadi duduk, aku baru sadar bahwa perempuan itu tak lain adalah Bella…pacarku!
Ia berdandan ala hantu untuk menakutiku…dan berhasil!
“Selamat ulang tahun ya, sayang” katanya tersenyum menyeringai menunjukkan gigi drakula-drakulaannya sambil melepas wig panjangnya.
*

TENTANG PENULIS: Deasy Junaedi lahir di Sukabumi, 5 Desember 1976. Saya tunanetra dewasa.
Saat berusia 27 tahun, saya didiagnosa terkena retinitis pigmentosa; penyakit mata keturunan yang menyebabkan penglihatan menurun secara bertahap hingga buta sama sekali.
Tahun 2018, saya mengikuti kursus penulisan artikel SEO untuk tunanetra. Sejak itu saya pun menjalani profesi sebagai penulis lepas, khususnya menulis artikel SEO. Berikut portfolio tulisan saya sebagai content writer: https://talents.suarise.com/portfolio/deasy-junaedi/ . Selain menulis artikel, saya juga menulis cerpen dan esai yang kebanyakan berdasarkan pengalaman pribadi. Beberapa lomba menulis yg pernah saya menangi:
-* Juara Harapan 1, lomba menulis HUT PERTUNI (Persatuan Tunanetra Indonesia) ke-50 (2016).
-* Juara 3 lomba menulis “Goresan Kata” yg diselenggarakan oleh OJK (Otoritas Jasa Keuangan) bekerjasama dengan Yayasan Mitra Netra (2018).

FIKSI MINI hadir setiap hari Senin. Kita tahu, fiksi mini sedang trend. Silakan mengirimkan fiksi mini karyamu. Satu lokasi, satu waktu, ada plot twist saat endingnya. Antara 250-500 kata. Silakan kirim fiksi minimu ke gongtravelling@gmail.com, subjek: fiksimini. Sertakan bionarasimu 5 kalimat, foto dirimu, dan ilustrasi yang mendukung. Ada uang ganti pulsa alakadarnya Rp. 100.000,- dari SIP Publishing. Selamat menulis.



