Refleksi Hafis Azhari tentang tanggung jawab penulis, sejarah Indonesia, dan pentingnya rendah hati dalam berkarya sastra dan menyuarakan kebenaran.
Esai
Esai: Kepada Sang Penyair
Sebuah esai tajam tentang keterbatasan penyair yang hanya menulis puisi, pentingnya menguasai prosa, dan tantangan kreatif dalam menjelajahi bahasa secara utuh.
Esai: Jendela Dunia
Melalui perumpamaan antara jendela rumah dan fungsi membaca, tulisan ini mengajak pembaca merenungkan pentingnya literasi sebagai cara untuk melihat dunia, menemukan diri, dan membuka cakrawala pengetahuan.
Jabatan Tanpa Kompetensi, Pelayanan Tanpa Hati
Kritik tajam terhadap rendahnya kompetensi ASN dalam pelayanan publik, berangkat dari pengalaman pribadi dan seruan untuk penerapan meritokrasi.
Esai: Apa Bedanya koruptor sama Maling?
Mengapa sistem hukum begitu lemah terhadap para pencuri yang menyebut diri mereka pejabat, tetapi sangat tegas kepada pencuri yang bahkan tidak memahami bahasa hukum yang tertulis?
Ketika Pejabat Gagal Bicara, Publik Gagal Percaya
Tulisan ini mengkritik keras buruknya kemampuan komunikasi publik pejabat, mulai dari pusat hingga daerah. Dengan contoh konkret dan pengalaman pribadi, penulis mempertanyakan kualitas kepemimpinan yang hanya mengandalkan teks tanpa pemahaman.
Bagaimana Film Disney Membentuk Cara Pandang dan Nilai Anak Sejak Dini
Artikel ini membahas sejauh mana pengaruh film-film Disney dalam membentuk cara pandang, nilai, dan peran gender dalam kehidupan anak-anak dan orang dewasa, serta bagaimana media seperti Disney membentuk pola pikir sejak usia dini.
Mengasah Ruang Hampa dengan Berkarya
Ruang hampa dalam kehidupan sehari-hari adalah pertanyaan sederhana. Untuk apa kita hidup, hari ini kita mau apa, hal apa yang bisa kita lakukan atau mengapa harus begini dan begitu?