Cerita Pertama Kali ke Rumah Dunia

Oleh Muhammad Azmi

Minggu, 3 Agustus 2025, di sebuah pagi yang cerah dan panas terik matahari yang sehat, burung berkicau menyambut hangatnya pagi. Aku memutuskan pergi ke Serang, ke Rumah Dunia, untuk pergi liburan dan mengikuti kelas menulis.

Perjalanan kuawali di jam 9 melalui kereta api dari Stasiun Merak dan tiket yang sudah kupesan dari malam. Kereta pun berangkat di jam 10. Kereta pun sampai di tujuan, yakni di Stasiun Serang. Kutinggalkan stasiun dan berjalan kaki. Rencanaku ingin menaiki angkot, namun aku tidak yakin. Tukang ojek pun menawariku untuk pergi ke Rumah Dunia, namun aku menolaknya karena aku cuma memiliki uang sepuluh ribu rupiah.

Kuputuskan berjalan kaki sambil melihat Google Maps. Kucoba bertanya-tanya pada pedagang sekitar, lalu aku menaiki angkot berwarna biru-kuning. Lalu saya berhenti di perempatan Jalan Pantura. Ku berjalan belok kanan ke Jalan KH. Abdul Fattah, dan menyusuri Bundaran Ciceri, Serang, hingga aku berjalan melewati Jalan HS Khozin.

Lalu saya memotong jalan di Jalan Bhayangkara sehingga sampai di Jalan Hegar Alam. Dzuhur pun tiba. Kusempatkan salat dan makan di Masjid Fatahilah. Kulanjutkan jalan kaki beberapa meter untuk ke Rumah Dunia, dan akhirnya saya tiba.

Alasan saya mengikuti kelas menulis: ingin mendapatkan inspirasi dan motivasi dalam menulis. Ya, walau kelas menulis dimulai jam sepuluh pagi, ya otomatis saya terlambat.

Saya bertemu dengan pemuda laki-laki, dua relawan RD yakni Kak Naufal dan Kak Fajri, dan dua anggota kelas menulis RD yakni perempuan (saya lupa namanya), seorang mahasiswa.

Ternyata kelas menulisnya sudah selesai, ujar Kak Fajri. Aku pun berbincang-bincang dengan mereka. Ternyata Mas Gol A Gong menghampiri. Aku pun bersalaman dengan beliau, dan berbincang-bincang dengan beliau.

Aku pun dipinjamkan buku novel Lazuardi 1. Sehabis berbicara dengan Mas Gol A Gong, aku pun melihat-lihat perpustakaan di RD. Lalu aku pun diajak nonton bareng sama Kak Naufal, yakni film Balada Si Roy. Aku putuskan pulang di jam 5. Aku diantarkan Kak Naufal. Tak kusangka aku dikasih uang dari Kak Naufal. Lalu aku pulang menaiki bis ke Merak.

Artikel yang Direkomendasikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

https://www.instagram.com/golagongkreatif?igsh=MXVlZDR5ODlwd3NsdQ==