Puisi Esai Gen Z: Kalung Cut Nyak Berkilau di Kegelapan Karya Habibaturrohmah

Puisi Esai Gen Z Karya Habibaturrohmah – Mahasiswi IAIN Sunan Kudus – Duta Puisi Esai 2025 Provinsi Jawa Tengah

(Cut Nyak Dien, pahlawan Aceh, menikah dengan Teuku Ibrahim Lamnga, seorang pejuang kemerdekaan. Cut Nyak pun ikut berjuang. Tahun 1905, Cut Nyak ditangkap oleh Belanda dan ”dibuang” ke Sumedang, Jawa Barat. Meskipun begitu, ia tetap bersemangat untuk melancarkan perlawanan.)

oOo

Malam itu,
di sebuah hutan di Aceh tahun 1878,
hujan turun dengan deras,
seperti langit meratapi apa yang dia saksikan

Pada sebuah pondok sederhana,
tersembunyi di antara pepohonan tinggi,
Cut Nyak duduk diam di tepi jendela yang berembun
Matanya menatap kegelapan malam,
mencari secercah harapan,
di tengah deru badai yang tak kunjung reda

Hatinya terus risau,
penuh dengan kecemasan
Setiap tetes hujan yang jatuh,
bagai air mata bumi,

yang ikut merasakan penderitaan rakyat desanya
“Kapan derita ini akan berakhir?” pikirnya,
sembari memegang erat sebuah pedang,
yang telah menjadi teman setianya di medan pertempuran

Cut Nyak bukan hanya seorang pejuang
Ia adalah api yang menyala terang di tengah kegelapan
Semangat yang tak pernah padam,
meskipun angin musuh terus mencoba memadamkannya

Namun, malam itu,
Ia merasa seperti sebatang pohon yang hampir tumbang
Seperti mawar yang layu sebelum sempat mekar
Ia merasakan dirinya terhanyut oleh rasa putus asa

Di tengah kesunyian itu,
seberkas cahaya menerobos masuk,
melalui celah atap yang bocor
Sinar itu memantul,
pada sebuah kalung perak yang menggantung di lehernya
Membuatnya berkilau sejenak,
seperti bintang jatuh dari langit

Kalung itu adalah peninggalan ibunya
Simbol kasih sayang dan keberanian yang dia miliki
Cut Nyak menatap kalung itu dengan hati berat,
antara kenangan manis dan luka mendalam,
antara cinta yang hilang dan harapan yang pudar
Kalung itu seakan hidup,
berbisik lembut di telinganya

Mengisahkan dongeng lama,
tentang para pejuang yang telah gugur demi tanah air
Kalung itu seakan memohon pada Cut Nyak,
untuk tetap bertahan
Untuk sekali lagi bangkit dan melawan musuh,
yang tak kenal ampun

“Jangan menyerah, Cut Nyak,” bisik kalung itu.
“Bukankah ibumu berpesan untuk terus berjuang,
apa pun yang terjadi?”
Air mata Cut Nyak mengalir deras
Namun ia segera menghapusnya dengan tegas
“Aku tidak akan menyerah,” bisiknya pada diri sendiri
Suaranya seperti gemuruh petir,
yang menggelegar di malam sepi,
menggema di hati yang mendengarnya

Dengan satu tarikan napas yang dalam,
kemudian menghela napas itu,
“Ah …”
Cut Nyak seakan mampu,
mengguncang pegunungan yang menjulang tinggi
Setiap langkahnya seperti gemuruh
yang terdengar sampai ke ujung langit

Di dalam hatinya,
ia merasa seperti raksasa yang tak terkalahkan,
meskipun tubuhnya semakin lelah dan rapuh
Keesokan paginya,
saat matahari perlahan naik di balik pegunungan

Cut Nyak berdiri di puncak bukit
Ia memandang ribuan prajurit,
yang setia di belakangnya.2

Matahari menyinari wajahnya,
yang penuh dengan bekas luka,
namun juga penuh dengan tekad
Hatinya kembali dipenuhi oleh nyala api
yang tak pernah padam
Ia tahu pertempuran belum usai,
dan ia tak akan berhenti hingga desanya kembali merdeka!

Kudus, 2024

CATATAN KAKI:

https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-7272948/cut-nyakdien-putri-bangsawan-yang-jadi-pahlawan-nasional-dari-aceh

oOo

TENTANG PENULIS: Habibaturrohmah, mahasiswi IAIN Sunan Kudus, Kudus. Dilahirkan di Cilacap, 3 Maret 2006. Menyukai literasi dan seni budaya, aktif dalam organisasi, salah satunya Satupena di Kabupaten Blora. Ia terpilih sebagai Duta Puisi Esai 2025 dari Provinsi Jawa Tengah. []

PUISI ESAI GEN Z: Puisi Esai Gen Baru ini puisi esai mini 500 kata khusus untuk Gen Z dan Gen Alpha. Disarankan tema-temanya yang relate seperti bully, mental health, patah hati, broken home, sex bebas, dan narkoba. Bagaimana kalau lingkungan, politik, atau kritik sosial ke penguasa? Boleh saja asalkan ada fakta dan sertakan link beritanya. Tuliskan 500 kata. Sertakan bionarasi maksimal 5 kalimat, 2 foto penulis dan 2 ilustrasi AI yang mendukung puisi esainya. Kirimkan ke gongtravelling@gmail.com dengan subjek: Puisi Esai Gen Z. Ada honorarium Rp 300 ribu dari Denny JA Foundation bagi yang puisi esainya tayang. Jangan lupa sertakan nomor rekening bank. Jika ingin membaca Puisi Esai Gen Z yang sudah tayang klik

Artikel yang Direkomendasikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

https://www.instagram.com/golagongkreatif?igsh=MXVlZDR5ODlwd3NsdQ==