Sudah hari Rabu lagi, saatnya Puisi Esai Genj Z beraksi. Waktu terus berkejaran dengan nafas kita yang memburu. Sekarang sudah April di minggu ketiga. Puisi Esai Gen Z Edisi 15/I/16 April 2025 hadir dengan “Tangan Kotor di Balik Jabatan” karya Dhea Anggriyani – lulusan Politeknik Negeri Indramayu 2023. Rubrik ini untuk Gen Z. Ada honorarium Rp 300 ribu dari Denny JA Foundation bagi yang puisi esainya tayang.
Sastra Indonesia
Menanam Matahari dalam Puisi
Puisi “Kutanam Matahari di Rumah Kita” ini ingin menyampaikan bahwa dalam kondisi suram sekalipun, harapan harus diciptakan, bukan sekadar ditunggu. Kita harus berperan aktif untuk menghidupkan rumah, kota, dan masa depan kita. Tak peduli sesuram apa masa lalu, menanam matahari berarti memberi cahaya bagi generasi selanjutnya.
Matahari dan Angin dalam Puisi
Tema utama dalam puisi ini adalah kehilangan, penantian, dan kerinduan yang tak kunjung usai. Puisi ini menggambarkan perasaan seseorang yang menunggu sesuatu (atau seseorang) yang sangat dinantikan, namun akhirnya tak pernah datang, justru menghilang bersama waktu.
Surat dalam Puisi
Puisi ini menggambarkan kerinduan, kehilangan, dan pencarian harapan dalam ruang yang suram. Ada rasa terjebak di sebuah kota tanpa matahari—tanpa cahaya atau kehangatan.
Anak Kecil dalam Puisi
Gol A Gong memakai diksi sederhana, tapi sarat makna. Simbol-simbol seperti “pemakaman”, “hand phone”, dan “akte kelahiran” bukan hanya benda, tapi representasi keterasingan, modernitas yang dingin, dan identitas yang terenggut.
Ibu Anak dalam Puisi
Puisi “SEORANG IBU MENGAJARI ANAKNYA MENCURI” karya Gol A Gong ini pendek tapi sangat kuat dan simbolik. Secara tematik, puisinya menyentil realitas sosial tentang bagaimana nilai-nilai ditanamkan—bukan lewat kata-kata, tapi lewat contoh nyata dalam kehidupan sehari-hari. Dengan larik-larik sederhana, Gol A Gong berhasil menyuguhkan kritik mendalam:
Generasi tak hanya dibentuk oleh apa yang dikatakan, tetapi oleh apa yang diperlihatkan.
Gadis Kecil dalam Puisi
Puisi Gadis Kecil karya Gol A Gong ini pendek, tapi menyimpan makna yang dalam dan atmosfer yang kuat. Suasana hujan, lampu merah, dan seorang gadis kecil yang kedinginan — semua itu membangun citra tentang kehidupan jalanan yang keras, penuh ketidakpedulian, dan getir.
Pelangi dalam Puisi
Puisi “MENCARI PELANGI” karya Gol A Gong adalah sebuah refleksi yang penuh perasaan—dalam, sederhana, tapi meninggalkan kesan kuat. Di balik bait-baitnya, tersimpan harapan, kekhawatiran, dan cinta dari seorang ayah (atau figur orang tua) untuk anak-anaknya, generasi penerus.