Oleh Rudi Rustiadi
Safari Literasi Jawa 2025, Sayonara Duta Baca Indonesia sekarang sampai di Mojokerto. Duta Baca Indonesia kembali menebarkan semangat literasi melalui pelatihan menulis fiksi mini di SMAN 1 Puri Mojokerto, Senin (29/9/2025). Kegiatan ini disambut antusias oleh 100 siswa terpilih dari kelas 10-12. Mereka mengikuti materi yang disampaikan oleh Gol A Gong dengan serius.

Kepala SMAN 1 Puri, Sutoyo, mengungkapkan bahwa sekolahnya telah memiliki tradisi literasi yang kuat. Hingga kini, sekolah berhasil menerbitkan 117 buku, baik berupa antologi maupun karya solo yang ditulis oleh siswa, guru, maupun kepala sekolah. Sutoyo sendiri sudah menulis 7 buku dan 36 karya ilmiah.

“Tradisi menulis sudah mengakar di SMAN 1 Puri. Kami ingin kegiatan yang hari ini dilaksanakan oleh Duta Baca Indonesia dan Sangkar Buku semakin menguatkan budaya literasi yang ada,” ujarnya.
Kegiatan ini juga mendapat dukungan dari komunitas literasi lokal. Mohammad Saroni dari Komunitas Sangkar Buku menegaskan pentingnya kehadiran sastrawan dan penulis di Mojokerto.

“Sangkar Buku selalu memantau setiap penulis yang lewat Mojokerto. Kami ingin memastikan ekosistem literasi di kota ini terus hidup dan berkembang,” katanya.
Dengan adanya pelatihan menulis fiksi mini ini, SMAN 1 Puri Mojokerto diharapkan semakin menjadi salah satu pusat lahirnya penulis-penulis muda yang kreatif dan produktif, sekaligus memperkuat posisi Mojokerto sebagai kota yang peduli terhadap literasi.


Pada sesi workshop pelatihan menulis fiksi mini, Duta Baca Indonesia, Gol A Gong menjelaskan bahwa ia dan penerbit SIP Publishing, baru saja menerima penghargaan dari MURI di Perpustakaan Nasional, sebagai penulisan fiksi mini terbanyak.
Pada kesempatan itu Gol A Gong menyampaikan kiat menulis fiksi mini. Di antaranya penulis harus berpikir minimalis, menciptakan karakter yang kuat, setting lokasi harus berada di satu tempat saja, setting cerita harus terjadi di satu waktu. Serta konflik harus selesai saat itu juga.


Setelah diberikan materi pelatihan, para peserta langsung diajak untuk praktik menulis fiksi mini. Peserta yang menulis fiksi mini terbaik mendapatkan hadiah berupa buku dari Gol A Gong. Beberapa siswa antusias membacakan karya mereka.
