Sekarang Jum’at 8 Maret 2023. Aku terlempar ke 35 tahun lalu, Selasa 8 Maret 1988. Di Pocis, Pasar Lama, Kota Serang. Aku berjingkrak kegirangan di loper koran, ketika serial Balada Si Roy episode “Joe” dimuat di Majalah HAI. Thanks to Mas Arswendo, Mbak Retno dan Mas Wdha. Tokoh “Roy” yang kuciptakan adalah antitesa dari tokoh “Lupus” karya Hilman dan “Boy” karya Marwan Alkatiri/Zara Zetira ZR.

Roy si remaja yang awalnya hidup dengan cara berpikir modern di Bandung, tiba-tiba harus pinda ke kampung halaman ibunya yang primordial dan patriarki. Belum lagi dia harus menghdaapi hegemoni status quo tokoh Dullah yang anak jawara.
