Keduanya terus melangkahkan kaki. Sebelum memasuki pintu masuk Hutan Larangan, keduanya berjalan menurun di jalan setapak. Tetua berjalan dengan kecepatan seperti berjalan di jalan yang datar karena sudah terbiasa. Lain halnya dengan Erwin yang amat hati-hati berjalan, menjadi lambat, tidak mau tergelincir, dan ini berkibat Erwin sering tertinggal.
Cerpen Sabtu: Hutan Larangan Karya Vera Verawati






