Sebuah novel terjemahan dari penulis buku best seller Dunia Sophie
Oleh Binti Nur Laela Mahmudah
Nova sayang, aku tak tahu bagaimana rupa dunia saat kau membaca surat ini…
Buku yang menceritakan seorang gadis berusia 16 tahun yang selalu mengkhawatirkan masa depan bumi akibat dari pemanasan global yang terbangun dalam mimpi di tahun 2082. Latar waktu buku ini adalah tahun 2012, tepat Anna berusia 16 tahun.
Keberlanjutan pembangunan tidak hanya berkutat pada gedung-gedung yang menjulang dan teknologi yang semakin canggih. Hal ini apakah berarti semua kehidupan di muka bumi akan berganti menjadi suatu lebih canggih dan megah tanpa memperhatikan keberlanjutan alam yang kita tinggali? Kekhawatiran Anna membawa kita kepada renungan.

Nuansa filsafat yang ringan mengajak kita untuk merenungkan perubahan lingkungan dan bagaimana seorang Anna berusaha untuk mengubah masa depan. Karena sejatinya manusia sekarang akan mewariskan bumi pada generasi selanjutnya. Bayangkan bumi yang kita tinggali saat ini tak seindah yang kita rasakan.
Anna, seorang gadis yang tumbuh di dunia yang perlahan-lahan sekarat dan sakit karena polusi, perubahan iklim, dan kerusakan lingkungan. Beberapa karakter digambarkan menyangkal dan mengabaikan krisis yang terjadi, mirip seperti respons manusia modern yang yang sering mengabaikan kerusakan lingkungan. Bumi dipompa sumber daya alamnya, kritik terhadap sistem ekonomi yang mengeksploitasi alam.

Jika kita hubungkan dengan keadaan bumi saat ini, tidak jauh berbeda dengan novel. Cuaca ekstrim, pencairan gletser, dan deforestasi hutan, merupakan peringatan menuju titik kritis jika emisi gas rumah kaca tidak segera ditangani.
Venus merupakan planet biru yang didominasi dari karbon dioksida. Bumi akan menjadi planet mati jika terjadi ketidakseimbangan dalam proses-proses alam. Manusia telah menemukan cadangan bahan bakar fosil sejak 1700-an. Jika cadangan bahan bakar fosil terus dipompa dan dilepaskan ke seluruh atmosfer, maka peradaban seluruh makhluk hidup tidak akan bertahan. Inilah yang dikhawatirkan penulis melalui tokoh Anna.
Ada sebuah kalimat yang saya sukai dari buku ini, “bayangkan, suatu hari minat anak laki-laki pada dinosaurus akan berlalu dan tergantikan dengan kegandrungan pada galeri-galeri foto yang menampilkan berbagai burung dan mamalia yang sudah punah…” Bumi yang kita tinggali saat mungkin akan kehilangan keindahannya.

Di dalam sebuah bab, diceritakan bangsa Arab yang kembali menggunakan transportasi lama yaitu unta karena bahan bakar minyak bumi telah punah. Sebuah ironi bagi kita. Kita adalah spesies mamalia yang tidak hanya mengancam habitat serta ekosistem tetapi juga mengancam kehidupan mamalia lain hingga punah.
Dalam novel ditunjukkan tahun 2082 populasi satwa hampir tak tersisa jumlahnya. Sedangkan di kondisi saat ini populasi satwa sudah kehilangan 73%-nya. Bukankah novel ini seperti prediksi masa depan bumi kita? Sebagian besar berkurangnya iklim adalah perubahan iklim, dan ini akan menjadi tren yang terus berlanjut.
Baik Anna maupun Nova Adalah jiwa yang sama, Nova adalah jiwa Anna pada usia 16 tahun, namun Anna di masa depan adalah nenek dari Nova. Jiwa Anna remaja memasuki Nova dan melihat rusaknya bumi.

Daya tarik lain buku ini adalah penulis memandang kerusakan lingkungan dari sudut pandang filosofi deep ecology, masalah lingkungan merupakan masalah filosofis dan moral, bagaimana kita memandang dari sudut pandang etika, ontologi, dan metafisika.
Buku ini adalah karya yang mengagumkan. Kita sebagai pembaca dituntut untuk mengaca dan merenungi aktivitas kita sehari-sehari membawa dampak buruk yang kita wariskan pada generasi masa depan.
Yang perlu pembaca pahami adalah “butterfly effect” ‘kepakan sayap kupu-kupu sekecil apapun akan membawa perubahan’.
Mulailah perubahan mulai dari dirimu, termasuk lestarikan lingkungan mulailah dari diri Anda dan ajaklah orang-orang di sekitar Anda.
Identitas Buku:
Penulis: Jostein Gaarder
Penerbit : Aschehoug & Co. (Original) PT Mizan Pustaka (Terjemahan)
Tahun Terbit: 2013
Tebal Buku: 244 Halaman
Tentang Penulis:
Binti Nur Laela Mahmudah, akrab disapa Ela. Mahasiswa semester akhir di Universitas Airlangga. Berminat dalam kepenulisan artikel opini popular dan hobi membaca buku.



