Iginos Gelar Workshop dan Anugerah Literasi Nasional, Gol A Gong Bawakan Fiksi Mini

Oleh Rudi Rustiadi

Safari Literasi 2025, Sayonara Duta Baca Indonesia di Kota Surabaya. Minggu 28 September 2025 Ikatan Guru Inovasi Literasi Nasional (Iginos) menyelenggarakan Literacy Innovation Golden Award 2025, Workshop dan Anugerah Literasi Nasional di gedung Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan (BBPMP) Provinsi Jawa Timur. Tema kegiatan ini adalah Penguatan Literasi untuk Pembelajaran Mendalam “. Kegiatan ini diikuti oleh 315 peserta.

Aini Rizqoh, Ketua Iginos mengungkapkan bahwa acara ini terselenggara berkat kolaborasi dan sinergitas semua pihak. Ia juga mengapresiasi para peserta yang antusias mengikuti kegiatan ini. Peserta beragam mulai dari pelajar, guru hingga masyarakat umum yang datang dari berbagai daerah, tidak hanya di Jawa Timur.

Aini menyampaikan bahwa Iginos adalah wadah persatuan dan tempat berbagi ilmu. Selain itu ia juga menjelaskan bahwa literasi merupakan kunci untuk membuka masa depan. Ia mengajak para peserta agar menjadikan literasi sebagai denyut bangsa.

“Literasi adalah jembatan penghubung antra masa lalu, masa kini dan masa yang akan datang. Membaca dapat mewujudkan literasi yang kuat bagi bangsa Indonesia,” ungkap Aini saat memberi sambutan.

Sementara iti Abu Khaer, Kepala Balai Besar Guru dan Tenaga Kependidikan (BBGTK) Provinsi Jawa Timur, mengungkapkan bahwa kegiatan ini merupakan berjamaah dalam mewujudkan literasi yang kokoh khususnya di Jawa Timur. Ia mengapresiasi kegiatan ini karena dapat menginspirasi dan sesuai dengan visi Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah; menujukan pendidikan bermutu untuk semua.

Dalam sambutannya ia juga menyampaikan selamat kepada para penerima anugerah dan penghargaan Literacy Innovation Golden Award 2025 Iginos. Selain itu Abu juga mengingatkan para peserta untuk mewaspadai era VUCA; Volatility (Volatilitas), Uncertainty (Ketidakpastian), Complexity (Kompleksitas), dan Ambiguity (Ambiguitas).

“Era menggambarkan kondisi dan situasi dunia yang berubah sangat cepat, tidak dapat diprediksi, rumit, dan tidak jelas, yang menjadi tantangan sekaligus peluang,” ungkap Abu.

Smentara itu workshop penulisan diisi oleh Duta Baca Indonesia, Gol A Gong. Pada kesempatan itu Gol A Gong memberi pelatihan menulis fiksi mini. Gol A Gong menjelaskan bahwa ia dan penerbit baru saja menerima penghargaan dari MURI di Perpustakaan Nasional sebagai penulisan fiksi mini terbanyak.

Gol A Gong menyampaikan kiat menulis fiksi mini. Di antaranya adalah berpikir minimalis, karakter harus kuat, setting cerita harus terjadi, setting cerita harus terjadi di satu tempat dan satu waktu. Dan Konflik selesai saat itu juga.

Setelah diberikan materi pelatihan, para peserta langsung diajak untuk praktik menulis fiksi mini. Peserta yang menulis fiksi mini terbaik mendapatkan hadiah berupa buku dari Gol A Gong.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *