Pada hari Kamis, 31 Juli 2025, sebanyak 28 siswa-siswi dari kelas 10 hingga 12 SMA Islam Terpadu Bina Insani mengikuti kegiatan kunjungan edukasi dan literasi ke Rumah Dunia, Serang. Kegiatan ini merupakan bagian dari program tahunan sekolah bertajuk PELITA (Program Edukasi dan Literasi), yang rutin dilaksanakan setiap tahun sebagai bentuk komitmen sekolah dalam menumbuhkan budaya literasi di kalangan pelajar.

Kegiatan dimulai pukul 09.00 WIB dan berlangsung hingga pukul 12.00 WIB. Para siswa tampak antusias mengikuti rangkaian acara yang dikemas dalam tiga sesi utama: pengenalan komunitas Rumah Dunia, pelatihan jurnalistik, serta pemutaran dan diskusi film.
Dalam sambutannya, Kepala Sekolah SMA IT Bina Insani, Khairul Ismi, menyampaikan bahwa program PELITA tahun ini sedikit berbeda dibandingkan tahun sebelumnya.

“Tahun ajaran lalu, pelaksanaan PELITA berkunjung ke Islamic Book Fair. Tapi tahun ini kita ingin membawa siswa-siswi langsung ke komunitas literasi,” ujar Khairul.
“Sudah lama sebetulnya bapak ingin ajak kalian ke sini (Rumah Dunia), alhamdulillah hari ini terlaksana. Hari ini kita bertemu dan belajar langsung dengan pelaku utama yang bergerak di bidang literasi,” tambahnya.
Khairul berharap kegiatan ini dapat menjadi inspirasi bagi siswa dalam menulis dan menjadikan pengalaman hari ini sebagai bahan untuk menciptakan dunia tulisan.

Sesi pertama kegiatan diisi oleh Rudi Rustiadi, Presiden Rumah Dunia, yang memperkenalkan sejarah berdirinya komunitas tersebut.
“Rumah Dunia sudah ada sejak tahun 1998, dibangun oleh Mas Gol A Gong, Mbak Tias Tatanka, dan beberapa orang lainnya,” terang Rudi.
Ia juga menjelaskan unsur-unsur penting dalam membangun komunitas literasi, seperti keberadaan basecamp, program yang terstruktur, relawan, dana, koleksi buku, jejaring, serta dokumentasi dan publikasi.
“Rumah Dunia memiliki semuanya. Mulai dari tempat yang luas, koleksi buku, relawan aktif, pendanaan mandiri, jejaring yang luas, hingga publikasi yang rutin,” ujar Rudi.

Rudi memaparkan berbagai program yang dijalankan di Rumah Dunia, mulai dari kegiatan harian seperti wisata tulis dan wisata gambar, hingga program mingguan seperti Kelas Menulis Rumah Dunia, serta kegiatan bulanan seperti bedah buku dan panggung sastra. Kegiatan tahunan biasanya diadakan pada momen hari-hari besar.
Dalam sesi berikutnya, Naufal Nabilludin, salah satu relawan Rumah Dunia, menambahkan bahwa Rumah Dunia tidak menerima dana dari pemerintah.


“Untuk menjalankan program, kami memiliki unit usaha seperti kafe, penyewaan auditorium, penerbitan, media, dan lain-lain. Selain itu, kami juga mendapat dukungan dari para relawan dan donatur,” jelas Naufal.
Acara dilanjutkan dengan pemutaran film Di Atas Langit, Masih Ada Langit, karya RG Kedung Kaban, relawan Rumah Dunia sekaligus Ketua Forum Taman Bacaan Masyarakat (FTBM) Banten. Dalam sesi diskusi, RG menekankan bahwa dalam pembuatan film, ide cerita adalah hal yang paling penting.


“Film yang bagus itu bukan cuma dari alat yang bagus, tapi ide ceritanya yang harus kuat,” ujar RG.
Kegiatan diakhiri dengan sesi tanya jawab yang berlangsung interaktif. Para siswa terlihat antusias dan terlibat aktif sepanjang acara.

Kunjungan ini diharapkan menjadi motivasi dan pengalaman berharga bagi siswa-siswi SMA IT Bina Insani dalam menumbuhkan semangat membaca dan menulis serta berkontribusi dalam gerakan literasi di masa depan.


