“Selalulah bicara ide atau gagasan, kemudian wujudkan walaupun itu harus dengan bekerja keras.”
Kata Si Orakadut
###
Sewaktu muda, saya perah traveling di Indonesia selama 2 tahun, 1985-87. Dari mana biayanya? Saya bawa raket – saya ikat di sisi ransel. Jika kehabisan uang, saya datang ke gedung olah raga di kota yang saya lewat atau di balai desa. Saya duduk memerhatikan yang sedang main.
Setelah saya bisa mengukur kualitas mereka bermain, saya menantang mereka seolah Musahsi. Kadang saya kasih mereka angka 5 atau 7 dulu, sehingga mereka hanya membutuhkan tambahan 10 atau 8 anka lagi. Saat itu game berakhir sampai angka 15. Jangan kaget, kadang saya tantang mereka satu lawan dua. Saya sendiri, mereka berdua. Sombong amat.
Tentu tidak gratis. Saya bertaruh. Kadang bisa dapat Rp. 50 ribu – Rp. 100.000,- Makan sepiring antara Rp 500 – Rp 1000, Kamar hotel di sebelah stasiun kereta atau di terminal bus masih ada yang Rp. 10.000 – Rp 25.000,- asalkan tengah malam tutup kuping karena akan terdengar “ah uh ah uh” dan cekikikan atau tangisan perempuan. Kuntilanak kalle…

Malm hari, sebelum tidur, saya menulis catatan perjalanan, puisi, dan tentu novel. Balada Si Roy saya tulis beberapa episode di sini.
Sekarang tentu tidak bisa melakukan itu lagi. Sendirian, tidak mungkin! Sekarang ditemani anak. Naik truk atau pick up, mustahil. Ya, kereta dan bs, itu realistis. Tapi, saya akan berusaha menyandang ransel tidak koper. Makanya sekarang sedang berlatih menyandang ransel lagi…
Semoga Allah SWT memudahkan segala urusan kita.



