Karakter tokoh, itu sangat penting dalam cerpen atau novel. Terutama novel. Ketika pembaca melihat sebuah novel tebalnya sekitar 5 – 10 centimeter, keningnya berkreut. Tapi ketika diberi tahu bahwa karakter tokoh di novel itu unik atau menarik, biasanya pembaca tidak peduli lagi dengan ketebalan buku.
Penulis (pemula) sering melupakan 2 hal penting dalam novel. Yaitu:
- Pesan moral yang disusupkan ke dalam tokoh, sehingga mmiliki karakter yang kuat. Biasanya pesan moral adalah sesuatu yang baik. Maka biasanya tokoh protagonis (baik) membawa misi ini.
- Melupakan tokoh jahat (antagonis). Padahal tokoh antagonis ini juga membawa pesan moral kepada pembaca, tapi dengan cara terbalik. Jika kita membaca novel “Balada Si Roy” yang saya tulis, tokoh “Dullah” memiliki karakter jahat. Dari tokoh Dullah, kita bisa mendapatkan pesan moral: jangan berbuat jahat kepada orang lain.
Di dalam film layar lebar, tokoh ikonik antagonis adalah “Joker” – musuh bebuyutan Batman si baik. Pesan moral yang kita dapat dari tokoh jahat Joker adalah: kita tidak boleh merundung (bulliying) kepada orang lain!
Jadi pesan moral itu tidak selalu harus disampaikan oleh tokoh baik (good guy), tapi tokoh jahat (bad guy) justru bisa jadi penyampai pesan yang efektif.
Selamat menulis! (Gol A Gong)