Fiksi Mini: Operasi Darurat Karya Tias Tatanka

Perawat muda bernama Azka sedang membereskan meja di ruang praktik dokter gigi – sebuah ruang steril beraroma antiseptic. Meja kerja bersih, alat-alat kedokteran gigi tersusun rapi di atas nampan logam. Kemudian mengelap kursi praktik gigi berwarna biru laut, lampu sorot besar menggantung di atasnya. Dinding dihiasi poster anatomi gigi dan senyum sehat.

Seorang pria berkemeja batik melangkah masuk, raut wajahnya meringis menahan nyeri.

Azka menyambutnya dengan senyum kikuk. Wajahnya masih canggung khas pekerja baru. “Selamat sore, Pak. Silakan duduk dulu. Dokternya sedang dalam perjalanan dari kampus.”

“Oh, ya? Eh… Mbaknya perawat baru ya?”

“Iya, Pak. Baru seminggu.”

“Soalnya minggu lalu, saya control ke sini, Mbak belum ada.”

Seketika, pintu samping ruang praktik terbuka. Seorang perempuan bertubuh ramping masuk, mengenakan jubah putih bertuliskan “drg. Salsa”. Wajahnya tertutup masker, hanya terlihat mata yang tajam dan percaya diri.

Pasien menatapnya dengan heran, “Dokter?”

Ia melenggang santai, langsung duduk di kursi kerja dan meraih berkas dari tangan Azka. “Namamu ‘Azka’!” kata dokter sekenanya.

Perawat heran, “Dokter….”

Pasien juga membuka mulut hendak bicara, tapi dokter langsung memotong. “Ayo, jangan banyak bicara. Napas Masnya bau. Ayo, duduk di kursi praktik. Kita lihat ada apa dengan giginya.”

Pasien masih kebingungan, Sambil menahan nyeri di gigi, pasien itu duduk di kursi praktik. Belum sempat membuka mulut, sang dokter malah memiringkan kepala, menatap wajahnya lama.

Dokter membaca berkas. “Wildan Saputra?”

Pasien mengangguk.

“Aneh… wajah kamu mirip banget sama mantan aku. Dia satu-satunya yang masih aku cintai… sampai kapan pun.”

Pasien gugup, “Eeeh… i-iya, ya? Gitu ya, Dok?”

Azka melirik curiga kepada dokter, tapi diam saja. Pasien bernama Wildan juga menatapnya. Tapi dokter langsung memeriksa gigi pasien dengan cepat, seperti sekadar formalitas.

Setelah satu menit, dokter berseru, “Cepat booking ruang operasi darurat! Ini kasus bedah mulut serius.”

Pasien kaget, “Operasi?!”

Azka juga kaget, “Dok, biasanya pasien dirujuk dulu, difoto panoramic, dicek klinis…”

Dokter melotot, “Kamu jangan ngajarin saya prosedur!”

Pasien tegang. Azka gemetar sambil membuka laci perlengkapan, ragu-ragu.

Dokter memerintah, “Suntik anti nyeri sekarang. Siapkan juga resep antibiotik. Ayo cepat!”

Pasien panik, “Kenapa harus suntik? Gigi saya… cuma ngilu, dok…”

Azka berusaha tenang, “”Dokter, ini tidak sesuai SOP…”

Dokter menghardik, “Kamu mau dipecat?! Saya bilang siapkan!”

Tiba-tiba pintu terbuka lebar. Seorang wanita paruh baya mengenakan baju kasual masuk dengan napas memburu. Di belakangnya, seorang satpam besar mengikuti.

Wanita itu berteriak, “Itu dia!! Tangkap dia, Pak! Mahasiswa gila! Baju praktik saya dia curi!”

Pasien hampir pingsan, “”Apa?!”

Wanita yang baru datang itu adalah drg. Salsa asli. Dengan tas tangan besarnya, ia melempar sang dokter palsu tepat di kepala.

Wanita itu menuding, “Kau pikir ini drama sinetron?! Berani-beraninya pakai nama saya!”

Dokter gadungan berteriak, “Tunggu! Aku cuma… aku cuma mau dekatin dia lagi! Dia mirip… mirip mantan aku… “

Satpam langsung meringkus, “Ayo, ikut saya ke pos!”

Sang dokter gadungan meringkuk di balik Azka, namun satpam menyeretnya keluar. Di tengah kekacauan itu.

Pasien yang masih duduk di kursi praktik, dengan suntikan di tangan, akhirnya pingsan.

Azka membangunkannya, “Aduh… Pak! Pak?!”

Lampu sorot masih menyala. Suasana kembali hening, kecuali detik jam dinding dan suara napas Azka yang panik. (*)

*) Serang 27 Juni 2025 – Fiksi Mini ini disertakan dalam Rekor MURI 10 ribu Fiksi Mini SIP Publishing

*) TIAS TATANKA adalah pendiri Rumah Dunia, travel writer dan juga penulis cerita anak. Sudah 11 negara dikunjunginya. Novel terbarunya “Negeri Permen” (MCM, April 2025). Sekarang jadi instruktur cerita anak bersama Kantor Bahasa Banten.

FIKSI MINI hadir setiap minggu mulai Juni 2025. Terbit hari Senin. Kita tahu, fiksi mini sedang trend. Silakan mengirimkan fiksi mini karyamu. Satu lokasi, satu waktu, ada plot twist saat endingnya. Antara 250-500 kata. Silakan kirim fiksi minimu ke gongtravelling@gmail.com, subjek: fiksimini. Sertakan bionarasimu 5 kalimat, foto dirimu, dan ilustrasi yang mendukung. Ada uang ganti pulsa alakadarnya Rp. 100.000,- dari SIP Publishing. Selamat menulis. Klik contoh-contoh fiksi mini di bawah ini:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *