Pesan-pesan seorang ayah seringkali dianggap luapan amarah atau sedang tidak baik-baik saja. Padahal, ungkapan kasih sayang ayah bisa menjadi kebahagiaan luar biasa bagi anak, terutama anak perempuan. Kita sebagai anak perlu memahami pesan tersirat sang ayah dalam mengupayakan kebahagiaan kita
dengan seribu jalan yang ditempuh.
Memang tidak seperti ibu dengan kelembutan tutur kata dan asihnya. Tidak meluapkan secara langsung apa yang dirasakan pada anak ketika bahagia atau sedih, namun peran ayah dalam setiap usahanya hadir dan memberikan wejangan menjadi pelengkap kasih sayang ibu dalam hangatnya keluarga.
Arief Santoso

oOo

Arief Santoso
MEMBELI JALAN
Balon yang kita beli Selasa lalu
menyimpan butir-butir yang kau tulis sepanjang malam
aku tahu, nak
tidak ada waktu untuk sesal dan kesal
Matematika, ekonomi dan tata laku
adalah sekolah panjang dalam jari-jarimu
sampai pada kaki sebagai navigasimu
ingatkah kita selalu mendamba sempurna?
atau mengingat sempurna sebagai hal sederhana?
Nak, angka bukan kepastian
bukan juga ukuran yang gemar membuat angan
bukan pula konsekuensi dari linimasa yang kita lalui
itulah mengapa kepastian selalu tetap;
ada di kepala, hati dan jiwamu
Nak, huruf-huruf yang kau ketahui
kata per kata dari hafalanmu
sampai kau dapat sampaikan pesan padaku
semuanya dari apimu yang berkobar;
bagikan, lalu bersamai mereka
Balon pun satu per satu melayang
langkah-langkah yang membersamai terus menghilang
tersisa gadis yang memegang kertas bergores biru;
“Api, air dan bumi adalah dirimu; sebagiannya adalah aku, ayahmu.”
Jakarta, 27 Juli 2024
oOo

Arief Santoso
DASI SEKOLAH
Kapan terakhir kita memasak telor dadar dan tempe kedinginan?
Kapan awal mula rempah-rempah menemani lamunanmu?
Kapan pengumuman sekolah menjadi hal yang mendebarkan?
Atau; kapan yang tanyakan pada bapak sudah mewakili penasaranmu?
Bagaimana buku-buku bisa menjadi temanmu di beranda?
Bagaimana mainan kesukaanmu jadi penawar lelah saat di selasar?
Bagaimana hari-harimu tanpa tugas dan tanya jawab yang membuatmu bahagia?
Atau; bagaimana yang sering kamu lakukan sudah mengaburkan angka dan huruf?
Mengapa bunga dan kupu-kupu selalu bersanding?
Mengapa asap wajan selalu menyeruak sampai menggugah selera?
Mengapa kucing-kucing di rumah kita senang sekali bermain bersama?
Atau; mengapa yang sudah terjawab melahirkan tanya yang deras darimu, nak?
Semuanya berawal dan berakhir;
namun tidak semuanya memiliki
ada yang lahir, abadi
ada yang padam, tanpa jejak
Jakarta, 30 Juli 2024
oOo

Arief Santoso
MEMBACA LASKAR PELANGI
Kau tahu, nak
Aku memang bukan lelaki pembongkah jalan
apalagi menata rantai dan roda untuk buahkan berlian
seringkah kau terjebak di bingkai-bingkai yang kusimpan?
Kau perlu tahu, nak
Persimpangan yang disampaikan Gie pada orang-orang
bukanlah belok kiri dan kanan
atau menyalakan lampu agar mereka mengerti
namun, bukanlah kita yang punya banyak pilihan selama menumbuhkan?
Namun, kau harus tahu, nak
mengenal jalan hingga hutan bukan perkara mudah
walaupun kau lebih cerdas dan bijak melangkah
pesan-pesan dalam ucapan sang belalang perlu kau jadikan arah
Yang tidak perlu kau tahu, nak;
derasnya air sepanjang hari menyelimutimu hangat
kabel-kabel berkarat, kayu tak layak pakai, atap bocor dan gemar tergoyah
akan otomatis terenovasi karenamu, karena mimpi-mimpi yang kau tanggalkan padaku
Jakarta, 31 Juli 2024
oOo

Arief Santoso
PUSTAKA
Rak buku menggertak alam pikiran,
seliweran melewati nadi dan saluran lamunan;
“Tantang aku atau tinggalkan semuanya dengan rela!”
Jakarta, 3 Agustus 2024
oOo

Arief Santoso
UNTUKMU
Setelah semuanya kita lalui
aku ingin berpesan padamu;
tetap pada hari ini, teruskan lalumu
coba buka pintu demi pintu
tutup rapat-rapat beranda yang kosong
Sebelum akhirnya tiba di persimpangan
pesanku ini jangan kau lewatkan;
jalanan berdebu, gedung tinggi
rumah-rumah beragam, sampai sahut-sahut burung
simpan dalam-dalam
bisa saja itulah kemudimu
Jakarta, 5 Agustus 2024
Jakarta, 5 Agustus 2024
oOo

TENTANG PENULIS: Arief Santoso, seorang penulis artikel lepas dan pelajar tanpa deadline. Kelahiran Pekalongan, 19 Oktober 1997, dan memiliki ketertarikan pada dunia kesusastraan Indonesia dan Arab. Saat ini berdomisili di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
mmm

bmbmnbnmb


