Komunitas: Berbahagia bersama Komunitas Ngeupeul Kahayang Pandeglang

Oleh Cholwan Fuad

Dalam mendekatkan dunia literasi di Kabupaten Pandeglang, komunitas Ngeupeul Kahayang menggelar lapakan buku perdana, belajar menggambar, dan mewarnai bersama anak-anak di Kp. Maja Timur Kelurahan Sukaratu – Pandeglang. (23/10/24)

Kegiatan dilaksanakan pada hari Minggu, Pukul 09.00 sampai dengan 11.00 WIB bertempat di bertempat di kantor CV Torako kediaman pembina Komunitas Ngeupeul Kahayang yakni Tubagus Erif Rifjan. Selain menggambar juga ada kegiatan membaca buku. Setelah membaca, anak-anak diminta menjelaskan hasil bacaannya. >>> ke halaman berikutnya

Agenda: Scolfest 2022 bersama Duta Baca Indonesia

Buruan daftar, gais!
[SCOLFEST 2022 : TALKSHOW PENDIDIKAN NASIONAL]

Halo teman teman semua!!! Event SCOLAH – UNAIR MENGAJAR yang ditunggu-tunggu setiap tahunnya datang kembali dengan nuansa yang berbeda dan tentunya sangat menarik.

SCOLFEST 2022 – TALKSHOW PENDIDIKAN NASIONAL

Punya keresahan terkait pendidikan di Indonesia? Ingin berkontribusi memajukan pendidikan? Tenang, talkshow kali ini sangat cocok untuk kamu pejuang pendidikan, karena kita mengusung tema: >>> ke halaman berikutnya

Literasi Keluarga: Saat Identitas Mulai Dicatatkan (2)

Oleh Tias Tatanka

Biasanya aku nggak mau ribet antre mengurus administrasi kependudukan. Toh ada petugas kelurahan yang siap sedia membantu mengurusnya. Tentu dengan imbalan uang lelah, ya. Kan harus beli bensin buat wira-wiri.

Saat ini untuk pembuatan ka te pe tetap mengharuskan individu hadir untuk direkam sidik jari, bola mata, tanda tangan, bahkan senyumnya. Jangan sampai menyesal fotonya berwajah flat atau malah cemberut karena kartu akan berlaku seumur hidup. >>> ke halaman berikutnya

Literasi Keluarga: Saat Identitas Mulai Dicatatkan (1)

Oleh Tias Tatanka

Begitu seseorang menginjak usia tujuh belas tahun, biasanya yang segera diurus secara administrasi adalah kartu yang menandakan ia adalah warga negara tanah air ini. Maka saat anak-anak melewati usia itu segeralah kami menyiapkan persyaratan untuk mengurusnya.

Foto: nasionalkontan.co.id

Ternyata dengan digitalisasi yang belakangan digalakkan tidak lantas urusan selesai segera. Tiga kali berkunjung ke kecamatan, sistem pembuatan ka te pe down, gangguan, dan entah kenapa lagi. Tiga kali gagal perekaman data diri, tentu membuat waktu terbuang sia-sia, mana telepon kantor kecamatan nggak aktif. Masih mending rumah kami terhitung dekat. Bayangkan yang tinggal di pelosok, jaraknya jauh dari kantor kecamatan atau dinas terkait, harus mendaki gunung lewati lembah dan seberangi sungai. >>> ke halaman berikutnya

error

Enjoy this blog? Please spread the word :)