Aku selalu senang mengutip Multatuli, “Ya, aku bakal dibaca!” Maka aku pun menulis kisah hidupku agar orang-orang bisa bercermin dari kisahku. Ini kusadari betul, bahwa hidupku terdiri dari banyak kisah. Orang-orang sering iseng bertanya, “Jika kamu sekarang berlengan dua, apa yang akan kamu lakukan?”
Balada Si Roy
Tadinya Mau Avonturir Bandel
Saya suka dengan judul buku ini: Avonturir. Saya mengumpulkan bahan-bahannya pada rentang 1985-87; saat itu saya keliling Indonesia selama 2 tahun. Tadinya buku ini mau digarap jadi film Balada Si Roy sequel kedua. Tapi sequel pertamanya tidak box office, tampaknya batal.
Yumaga Corner Kota Serang di Balada Si Roy
Keunikan Jl. Yumaga saya pindahkan ke novel Balada Si Roy. Tokoh Roy sering nongkrong di sini. Tapi sekarang tidak lagi saya temukan anak-anak muda kreatif nongkrong di jalanan. Mungkin di era sya remaja belum ada cafe dan gadget serta internet. Di era saya, semuanya memilih nongkrong di ruang terbuka.
Sarapan di Dapur Sunda Yumaga Kota Serang
Sarapan di Dapur Sunda yang penuh kenangan. Sambil makan, saya terus bercerita kepada Tias tentang jalan Yusuf Martadilaga, Kota Serang. Tias meminta saya bertukar tempat. Tadinya saya membelakangi jalan Yumaga. Sekarang saya duduk menghadap jalan Yumaga. Di sinilah tokoh Roy di novel Balada Si Roy nongkrong. Jalan Yumaga memang ibarat cat walk.
Menulis Novel dari Peristiwa Korupsi
Di novel Surat dari Bapak, menceritakan dampak buruk kepada putra si koruptor. Di tempat kuliahnya, si putra koruptor mendapatkan perlakuan kasar, mulai dikucilkan dan dibully di medsos. Novel “Surat dari Bapak” mendapatkan penghargaan dari KPK.
Epilog Balada Si Roy
Segala sesuatu harus ada akhirnya, seperti juga hidup kita. Novel serial Balada Si Roy juga begitu, berakhir di episode: Epilog.
Membicarakan Kopi di Kota Serang
Sesekali saya datang sendiri ke warung kopi itu di depan bioskop Merdeka, Royal, Kota Serang. Saya ngopi dengan tukang becak tanpa mencampurnya dengan alkohol seperti jika sedang bersama geng motor. Kopi tubruk yang luar biasa pahit. Mereknya kopi cap kupu-kupu dan gentong. Perayaan ngopi dengan kaum proletar ini sangat puitis dan saya catat di hati dan pikiran. Saya memang sedang mengisi ceruk batin saya untuk menyiapkan diri jadi penulis. Saat SMA saya penggemar cerita bersambung di koran KOMPAS.
5 Tips Bisa Menulis Novel
Menulis novel dalam sehari? Ratusan halaman? Hampir mustahil. Jika ada, saya angkat jempol dan luar biasa – saya akan belajar kepada orang itu. Asumsinya 1 halaman dengan proses berpikir 1 jam. Berarti sehari 24 halaman. Oke, sejam 2 halaman, berarti sehari 48 halaman. Tambah lagi sehari 4 halaman, berarti 96 halaman? Yakin kuat duduk seharian tanpa melakukan aktivitas lain?